Wednesday 30 May 2012

MAKNA KALIMAH THAYYIBAH

Saudara-saudara sesama Muslim,

         Kita semua tahu bahwa seseorang sah menjadi Muslim dengan membaca satu rangkaian kalimat, yang sangat rumit dan hanya terdiri dari beberapa kata saja, yakni: La ilaha illallah, Muhammadur Rasulullah, Tidak ada Tuhan selain Allah, Muhammad Utusan Allah.

         Dengan mengucapkan kata-kata yang disebut kalimat syahadat ini, seseorang mengalami perubahan yang besar dalam dirinya. Dari seorang kafir ia berubah menjadi seorang Muslim. Sebelum membaca kalimat itu, ia adalah seorang yang kotor, tetapi setelah mengucapkannya ia telah menjadi seorang yang suci. Dari seorang yang patut mendapat murka Allah, ia berubah menjadi orang yang dicintai Allah. Sebelumnya ia dicatat untuk masuk neraka, tetapi sekarang pintu syurga terbuka baginya. Tidak sampai di sini saja: Karena kalimat syahadat ini, terjadilah perubahan besar dalam hubungan antara manusia dengan manusia. Mereka yang membaca kalimat ini bersatu-teguh dalam satu kelompok, sedang mereka yang menolaknya terkumpul dalam kelompok yang lain. Bila seorang ayah membaca kalimat tersebut sedangkan anaknya menolak untuk membacanya, terputuslah hubungan antara keduanya. Sang ayah bukan lagi ayah dari sang anak itu, dan sebaliknya sang anak bukan lagi anak dari sang ayah. Sang anak tidak lagi berhak untuk mewarisi harta sang ayah. Bahkan ibu dan saudara perempuannya juga akan mengenakan hijab dan menjauhkan diri daripadanya. Bila seorang, orang luar yang percaya kalimat syahadat, menikah dengan seorang puteri dari keluarga Muslim, ia dan anaknya mempunyai hak untuk mewarisi harta keluarga tersebut. Tetapi sebalikrya, seorang anak yang lahir dalam keluarga Muslim tetapi tidak mau percaya kepada kalimat tersebut akan terputus semua hubungannya dengan keluarganva. menunjukkan bahwa kalimat syahadat tersebut adalah suatu fenomena yang dapat mempertalikan hubungan antara seseorang dengan seorang yang lain yang sebelumnya tidak saling mengenal, dan memutuskan hubungan antara seseorang dengan sanak keluarganya. Kekuatan kalimat ini demikian besar hingga mampu mengalahkan kuatnya hubungan darah dan kekeluargaan.

Monday 14 May 2012

MAKNA ISLAM

Islam bermakna Kepatuhan dan kesungguhan menjalankan kewajiban kepada Allah. Islam bermakna memasrahkan diri kepada Allah. Islam bermakna mengorbankan kebebasan dan kemerdekaan diri sendiri demi Allah. Islam bermakna menyerahkan diri di bawah kekuasaan kerajaan dan kedaulatan Allah. Seseorang yang mempercayakan segala urusannya kepada Allah adalah seorang Muslim, dan seorang yang mempercayakan urusan-urusannya kepada dirinya sendiri atau kepada siapapun selain Allah bukanlah seorang Muslim.   


Mempercayakan segala urusan kepada Allah berarti menerima bimbingan Allah yang diberikan melalui Kitab SuciNya dan bimbingan yang diberikan oleh RasulNya, dengan tidak mengajukan keberatan sedikit pun kepada keduanya. Selanjutnya hanya al-Qur'an dan Sunnah Rasul sajalah yang harus diikuti dalam setiap masalah kehidupan. Sekali lagi yang dapat dinamakan seorang Muslim hanyalah orang yang rela mengetepikan pemikirannya sendiri, adat kebiasaan masyarakat dan dunia serta nasihat-nasihat dari orang lain, selain nasihat dari Allah dan RasulNya. Seorang Muslim adalah orang yang dalam setiap persoalan selalu merujuk dengan Kitab Allah dan kata-kata RasulNya, untuk mengetahui apa yang harus ia lakukan dan apa yang tidak boleh ia lakukan. Seorang Muslim adalah orang yang mau menerima tanpa ragu-ragu sedikit pun petunjuk apa saja yang didapatnya dari Allah dan RasulNya, dan menolak apa pun yang dilihatnya bertentangan dengan petunjuk Allah dan RasulNya, karena ia telah mempercayakan dirinya sepenuhnya kepada Allah. Dan tindakan mempercayakan diri sepenuhnya kepada Allah inilah yang menjadikan seseorang dapat disebut seorang Muslim. Sebaliknya, seseorang tidaklah dapat dinamakan seorang Muslim bila ia tidak bergantung pada al-Qur'an dan Sunnah Rasul, tetapi melaksanakan apa yang dikatakan oleh fikirannya sendiri, atau mengikuti apa yang diperbuat oleh nenek moyangnya, atau menyesuaikan diri dengan apa yang dilakukan oleh masyarakat sekitarnya dan oleh orang-orang di dunia pada umumnya, tanpa mencari petunjuk dalam al-Qur'an dan Sunnah tentang bagaimana menangani urusan-urusannya, atau bila ia tahu apa yang diajarkan oleh al-Qur'an dan Sunnah tetapi ia berkeberatan untuk menurutinya dengan mengatakan: "Ah, ini tidak sesuai dengan akal fikiran saya, karena itu saya tidak boleh menerimanya", atau " Karena ajaran al-Our'an dan Sunnah ini bertentangan dengan ajaran nenek moyang saya, maka saya tidak akan mengikutinya", atau " Karena masyarakat dan orang-orang di seluruh dunia tidak menyetujui ajaran al-Qur'an dan Sunnah, maka saya juga tidak akan menyetujuinya". Orang yang berpandangan seperti ini tidak dapat dinamakan seorang Muslim, dan bila ia menyatakan bahwa dirinya adalah seorang Muslim, ia hanyalah seorang pendusta.

Saturday 12 May 2012

AKIBAT PERLAKUAN YANG ZALIM TERHADAP, KITAB ALLAH

Saudara-saudara;

Bila kita merenungkan semua kenyataan itu, hati anda akan membenarkan bahwa sekarang ini Kitab Allah sedang mengalami perlakuan yang zalim di dunia ini, dan pelaku-pelakunya adalah orang-orang yang menyatakan dirinya sendiri beriman kepadanya dan bersedia mati untuk membelanya. Tidak syak lagi mereka memang, beriman kepadanya dan menganggapnya lebih berharga daripada hidup mereka sendiri; tetapi sayangnya mereka sendirilah yang memperlakukannya dengan perlakuan yang paling zalim. Dan akibat perlakuan yang zalim terhadap Kitab Allah ini jelas kelihatan! Hendaklah kita fahami sebenar-benarnya bahwa, Kitab Allah tidaklah diturunkan kepada manusia untuk menjerumuskannya ke dalam jurang kecelakaan, kemalangan dan penderitaan.

"Kami tidak menurunkan al-Qur'an ini kepadamu agar kamu menjadi susah, tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah). (Al-Qur'an, Thaha, 20:2-3)

Al-Qur'an adalah sumber kebahagiaan dan nasib baik, bukannya sumber kejahatan dan kesengsaraan. Tidak mungkin suatu umat yang memiliki Wahyu Allah hidup dalam penderitaan di dunia ini, diperbudak, diinjak-injak dan ditendang oleh orang lain, dicengkam tengkuknya dan dicucuk hidungnya dan dicampak ke arah mana saja yang disukai orang lain tersebut. Suatu umat hanya akan menemui nasib seperti ini bila mereka memperlakukan Kitab Allah secara zalim. Nasib Bani Israil terpampang dihadapan anda. Taurat dan Injil diturunkan kepada mereka dan dikatakan:

“Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat dan Injildan al-Qur'an, yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya, nescaya mereka akan mendapat makanan dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka". (Al-Qur'an, al-Maidah, 5:66)

Tetapi mereka memperlakukan Kitab-kitab Allah tersebut dengan cara yang zalim dan mereka memperoleh balasan perbuatan itu:

“...Lalu ditimpakanlah kepada mereka nista dan kehinaan, serta mereka mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Demikian itu (terjadi) karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas".(Al-Qur'an, al-Baqarah, 2:61)



Karena itu apabila suatu umat memiliki Kitab Allah, namun mereka hidup dalam kehinaan dan diperbudak oleh orang-orang lain, maka anda boleh memastikan bahwa hal itu adalah karena mereka memperlakukan Kitab Allah dengan cara yang zalim, dan apa yang mereka alami itu adalah hukuman atas perbuatan mereka itu. Tidak ada jalan lain untuk menyelamatkan diri dari murka Allah, selain menghentikan kezaliman tersebut dan memperlakukan Kitab Allah dengan semestinya. Bila anda semua tidak berhenti dari berbuat dosa yang besar ini, maka hidup anda tidak akan berubah meskipun anda mendirikan berbagai perguruan tinggi di setiap desa dan anak-anak anda semua menjadi sarjana, dan anda, seperti orang-orang Yahudi, menjadi jutawan-jutawan dengan jalan riba.

Thursday 10 May 2012

MEMAHAMI ISI AL-QURAN DAN MENURUTINYA ADALAH WAJIB

 Seandainya anda melihat orang yang sedang sakit membuka buku tentang pengobatandan mengira bahwa dengan membacanya ia akan dapat sembuh dari penyakitnya, maka apa yang dapat anda katakan tentang orang itu? Tentu anda akan mengatakan bahwa orang tersebut adalah orang yang kurang waras dan harus dikirim ke rumah sakit jiwa? Akan tetapi tidakkah anda sadar bahwa anda sendiri melakukan hal yang sama kepada buku yang dikirimkan oleh Doktor terpandai untuk menyembuhkan penyakit-penyakit anda? Anda hanya membacanya saja dan mengira bahwa dengan membacanya begitu saja, semua penyakit anda akan hilang. Anda mengira bahwa anda sudah cukup dengan membacanya saja tidak perlu untuk menuruti petunjuk-petunjuk yang terkandung di dalamnya, tidak pula penting untuk menghindari bahaya seperti yang dikatakannya. Maka, mengapa anda tidak memberikan penilaian yang sama kepada diri anda sendiri seperti yang anda berikan kepada orang yang mengira bahwa dengan membaca buku pengobatan saja adalah cukup untuk menyembuhkan penyakit? 

Kalau anda menerima surat dalam bahasa yang tidak difahami, tentu anda mencari orang yang mengerti bahasa tersebut untuk mengetahui isinya. Anda tidak merasa tenang sebelum anda mengetahui isi surat tersebut. Begitulah yang anda lakukan terhadap surat-surat dagang yang mungkin akan memberikan keuntungan yang sedikit bagi anda. Akan tetapi surat yang dikirimkan oleh Penguasa dunia kepada anda yang menerangkan semua keuntungan anda di lapangan din, yang berkaitan kehidupan duniawi, anda biarkan begitu saja tanpa mencoba untuk memahami isinya. Anda tidak memperlihatkan keinginan untuk mengetahui isinya. Tidakkah ini suatu hal yang mengherankan?

Saturday 5 May 2012

PERLAKUAN KITA TERHADAP AL-QU'RAN



Saudara-saudara sesama Muslim!

Umat Islam adalah satu-satunya umat yang paling beruntung di dunia sekarang ini
karena mereka memiliki Wahyu Allah yang terpelihara dalam keadaan utuh dan dalam
bentuknya yang asli, bebas dari kekotoran campur-tangan manusia. Setiap kata-kata
yang ada di dalamnya masih persis sama dengan ketika ia diturunkan kepada Rasulullah
saw. Namun umat Islam ini juga adalah orang-orang yang paling malang di dunia ini,
karena, walaupun mereka memiliki Wahyu Allah tetapi mereka tidak dapat memperoleh
berkat dan manfaat wahyu tersebut, yang sebenarnya tidak terhitung banyaknya itu. Al-
Qur'an diturunkan Allah kepada mereka agar mereka membacanya, memahami isinya dan berbuat menurut petunjuknya. Dan dengan pertolongan Kitab ini, mereka disuruh untuk menegakkan pemerintahan di muka bumi Allah ini yang berfungsi sesuai dengan hukum Allah. Al-Qur'an datang untuk memberikan kepada mereka kebesaran dan kekuasaan. la datang untuk menjadikan mereka Wakil Allah yang sejati di bumi ini. Dan sejarah telah membuktikan bahwa bila mana mereka (umat Islam) berbuat menurut petunjuk-petunjuk yang terkandung dalam Kitab ini, maka Kitab ini akan memperlihatkan kemampuannya untuk menjadikan mereka imam dan pemimpin dunia. Tetapi sekarang, kegunaan al-Qur'an bagi mereka hanyalah untuk disimpan di rumah untuk mengusir jin-jin dan hantu-hantu. Mereka menuliskan ayat-ayat al-Qur'an pada lembaran-lembaran kertas lalu menggantungkannya pada leher mereka, atau mencelupkannya ke dalam air dan kemudian meminum airnya, dan mereka membaca ayat-ayat al-Qur'an tersebut tanpa memahami artinya, namun mereka mengharapkan untuk dapat memperoleh sesuatu berkat daripadanya. Mereka tidak lagi mencari petunjuk daripadanya untuk mengatur masalah-masalah kehidupan mereka. Mereka tidak lagi menjadikan al-Qur'an sebagai partimbangan untuk mengetahui apa yang harus mereka percayai, apa saja, yang harus mereka kerjakan, dan bagaimana mereka harus melakukan transaksi-transaksi. Mereka menjauhi al-Qur'an dalam menentukan hukum-hukum apa yang harus mereka ikuti dalam mengikat tali persahabatan dan membuat permusuhan, hak-hak apa yang dimiliki sesama manusia atas diri mereka dan juga hak-hak mereka sendiri atas sesama manusia. Mereka menjauhi al-Our'an dalam menentukan apa yang benar dan apa yang salah, siapa yang harus dipatuhi perintahnya dan siapa pula yang harus ditentang perintahnya, dengan siapa mereka harus memelihara hubungan dan dengan siapa tidak, siapa teman mereka dan siapa musuh mereka, di mana letak kehormatan, kesejahteraan dan keberuntungan mereka, dan di mana letak kehinaan, kegagalan dan kerugian mereka? Kaum Muslimin tidak lagi memeriksa masalah-masalah ini dengan al-Qur'an. Mereka sekarang meminta petunjuk tentang masalah-masalah tersebut kepada orang-orang kafir, orang-orang musyrik, orang-orang yang sesat dan hanya mementingkan diri sendiri, kepada suara-suara iblis yang ada dalam diri mereka sendiri, dan mereka mengikuti apa saja yang dikatakan oleh unsur-unsur tersebut. Karena itu mereka ditimpa bencana yang pasti akan
datang, menimpa siapa saja yang melupakan Allah dan yang mengikuti petunjuk
selain dari petunjukNya. Bencana itu menimpa mereka sekarang di India, Cina, Palestin,
Syria, Algeria, Maghribi dan di negeri-negeri lainnya. Akan halnya, al-Qur’an sendiri, ia
adalah sumber kebaikan yang paling besar. Al-Qur'an mampu memberikan kepada anda
manfaat apa pun yang anda inginkan dan sebanyak apa pun yang anda mau. Kalau dari
al-Qur'an, yang anda cari hanya manfaat yang kecil dan remeh, seperti untuk mengusir
jin dan hantu-hantu, obat untuk orang sakit batuk dan demam, kemenangan dalam
pengadilan dan kejayaan dalam mencari kerja, maka yang anda peroleh, memang, hanya
hal-hal kecil itu saja. Bila yang anda cari hanya kekuasaan di atas dunia dan
penguasaan terhadap alam semesta, maka anda juga akan memperolehnya. Dan kalau
anda menginginkan untuk mencapai puncak kebesaran rohani, al-Qur'an juga akan
membawa anda ke sana. Ini hanyalah soal kemampuan anda untuk mengambil manfaat
daripadanya. Al-Qur'an adalah bagaikan lautan anda hanya mengambil dua tetes air
daripadanya, padahal, sebenarnya ia mampu memberikan air sebanyak lautan itu sendiri.

Saudara-saudara!
Apa yang diperbuat saudara-saudara kita sesama Muslim terhadap Kitab-Suci Allah
adalah sangat bodoh dan patut ditertawakan. Seandainya mereka (saudara-saudara kita
sesama Muslim) melihat orang lain berbuat seperti itu terhadap sesuatu yang lain, pasti
mereka akan mentertawakannya dan menganggapnya sebagai orang gila. Sekiranya ada
orang yang menerima resep dari seorang dokter, lalu resep itu dibungkusnya
dengan kain dan digantungkannya di lehernya, atau dicelupkannya ke dalam air dan air
itu diminumnya, apa yang akan anda katakan? Tidakkah anda akan mentertawakan dan
mengatakan orang itu sebagai orang yang bodoh? Lihatlah, sekarang ini di depan mata
anda semua perbuatan seperti ini sedang dilakukan terhadap resep yang paling
berkesan dan tidak ternilai harganya, yang ditulis oleh doktor yang paling besar dari
semua doktor, yang dimaksudkan untuk menyembuhkan semua penyakit anda. Namun
tidak seorang pun yang tertawa melihat perbuatan ini! Tidak seorang pun mencoba
mengerti bahwa sebuah resep bukanlah untuk digantungkan di leher atau
dicelupkan ke dalam air lalu diminum, tetapi untuk menggunakan obat dengan cara
seperti yang-ditunjukkan dalam resep itu.

Wednesday 2 May 2012

KEMAUAN UNTUK MEMPEROLEH PENGETAHUAN

Dalam uraian saya yang telah lalu saya telah mengatakan kepada anda bahwa untuk menjadi seorang Muslim yang sejati, syarat yang pertama-tama bagi seseorang adalah pengetahuan tentang Islam. Setiap Muslim harus mengetahui apa yang diajarkan oleh al-Qur'an, sistem kehidupan apa yang diikuti oleh Rasulullah, apa makna Islam, dan hal-hal apa sebenarnya yang membedakan Islam dari kufur. Tidak seorang pun yang lazimnya menjadi seorang Muslim tanpa mengetahui hal-hal ini. Tetapi sayang sekali bahwa anda semua tampaknya tidak ghairah untuk memperoleh pengetahuan tersebut. Ini menunjukkan bahwa anda semua masih belum menyadari betapa besar karunia yang terlepas dari tangan anda. Saudara-saudara! Seorang ibu tidak akan memberikan air susunya kepada anaknya sebelum si anak menangis minta disusukan. Kalau seorang manusia merasa haus, dia sendiri harus mencari air dan Tuhan pun sudah menyediakan air itu. Bila anda sendiri tidak merasa haus, tidak akan ada gunanya sebuah sumber air yang memancar di hadapan anda. Jadi anda harus menyadari terlebih dahulu betapa besar kerugian anda dengan tidak memahami din. Kitab Suci Allah ada beserta anda, tetapi anda tidak tahu apa yang tertulis di dalamnya. Kerugian apa yang lebih besar daripada ini? Anda bahkan tidak mengetahui makna kalimah syabadah yang dengan membacanya anda menjadi seorang Muslim; tidak pula anda mengetahui tanggungjawab apa yang terpikul di atas bahu anda setelah anda membaca kalimah tersebut. Adakah kerugian yang lebih besar bagi seorang Muslim selain daripada ini? Anda tahu besarnya kerugian anda bila padi di sawah anda terbakar; anda tahu sengsaranya orang yang tidak punya pekerjaan; anda boleh merasakan sedihnya kehilangan harta benda. Tetapi anda tidak tahu betapa ruginya orang yang tidak tahu tentang ajaran Islam. Kalau anda menyadari kerugian ini, maka anda akan berusaha sendiri untuk menebus kerugian ini. Dan bila anda sendiri mau berusaha, maka Insya Allah, Allah akan. memberikan jalan bagi anda untuk memperoleh kembali harta anda yang telah hilang itu, dan Allah menyelamatkan anda dari kerugian yang besar ini.







Tuesday 1 May 2012

MASALAH YANG HARUS KITA RENUNGKAN DENGAN MENDALAM

Saudara-saudara yang tercinta! Janganlah saudara-saudara mengira bahwa saya mau men'cap' orang-orang Muslim sebagai orang-orang kafir. Tidak, bukan begitu maksud saya. Saya hanya mengajak saudara-saudara untuk berfikir dan merenungkan mengapa kita semua tidak memperoleh rahmat Allah. Mengapa kita menjadi korban bencana dari segala penjuru? Mengapa mereka yang kita sebut orang-orang kafir, yakni hamba-hamba Allah yang membangkang kepadaNya, di mana-mana menguasai kita? Dan mengapa kita, yang menyatakan diri sebagai hamba-hambaNya yang patuh, diperbudak orang di mana-mana? Semakin saya merenungkan sebab dari situasi ini, semakin saya merasa yakin bahwa satu-satunya perbedaan yang tinggal antara kita dengan orang-orang kafir sekarang ini hanyalah perbedaan dalam nama saja, sedangkan kita sama lupanya kepada Allah dengan mereka, sama tidak takutnya kepadaNya, dan sama pula pembangkangnya dengan mereka, orang-orang kafir. Tentu saja ada perbedaan sedikit antara kita dan mereka, tetapi perbedaan ini demikian kecil dan tidak berarti apa-apa.  Justeru perbedaan itu membuat kita semakin patut memperoleh hukuman dari Allah, karena kita tahu bahwa al-Qur'an adalah Kitab Allah tetapi kita memperlakukannya seperti perlakuan yang diberikan orang-orang kafir kepadanya. Kita tahu bahwa Muhammad saw adalah Utusan Allah, tetapi kita, seperti halnya orang-orang kafir, takut untuk mengikutinya. Kita tahu bahwa Allah mengutuk para pembohong dan telah menyatakan dengan tegas bahwa tempat tinggal orang-orang yang merasuah dan yang menerima rasuah adalah neraka. Dia telah menyatakan bahwa para pengambil dan para pemberi riba adalah penjahat-penjahat yang paling keji. Dia telah mengatakan bahwa membicarakan orang lain adalah seperti memakan daging saudara sendiri yang telah mati. Dia telah memperingatkan bahwa kata-kata dan perbuatan-perbuatan yang kotor, kebiadapan dan perbuatan-perbuatan yang cabul akan dihukum dengan hukuman yang pedih. Tetapi walaupun kita mengerti itu semua, namun kita melakukannya dengan bebas seperti orang-orang kafir, seolah-olah kita sama sekali tidak takut kepada Allah. Inilah sebabnya mengapa kita tidak memperoleh rahmat, karena kita tampaknya saja adalah orang-orang Muslim, tetapi sebenarnya kelakuan kita sama saja dengan orang-orang kafir. Kenyataan bahwa orang-orang kafir menguasai dan memerintah kita, dan kehinaan kita di tangan mereka pada setiap peristiwa, adalah bentuk hukuman atas kejahatan kita yang telah tidak menghargai nikmat karunia Islam yang telah dilimpahkan kepada kita.