Saturday 7 July 2012

TANGGUNGJAWAB YANG TIMBUL DARI PENGUCAPAN KALIMAT SYAHADAT

Saudara-saudara sekalian,


Bila anda mengakui bahwa Allah adalah Tuan anda dan juga Tuan dari segala sesuatu.
Apakah artinya ini? Ini berarti bahwa hidup anda bukanlah milik anda sendiri tetapi
adalah milik Allah. Tangan anda bukanlah milik anda sendiri, juga mata anda, telinga
anda dan seluruh anggota badan anda. Sawah yang anda bajak, kerbau atau lembu yang
membantu anda bekerja, harta benda dan barang-barang yang anda manfaatkan - semua
itu bukanlah milik anda sendiri sendiri. Segala sesuatu adalah milik Allah, dan telah
diberikan kepada anda sebagai pemberian. Setelah mengakui kenyataan ini, apa hak anda
untuk mengatakan bahwa "Hidup adalah milik saya, tubuh adalah milik saya, harta
benda adalah milik saya, ini dan itu adalah milik saya?" Menyatakan bahwa anda adalah
pemilik dari sesuatu setelah mengatakan bahwa pemiliknya adalah orang lain adalah
suatu hal yang tidak masuk akal. Bila anda dengan jujur betul-betul meyakini bahwa
Allah adalah Pemilik segala sesuatu, maka ada dua hal yang menjadi kewajiban bagi
anda. Yang pertama, adalah bahwa apabila pemilik segala sesuatu adalah Allah, dan
anda hanyalah orang yang dipercayai untuk mempergunakan segala sesuatu yang
diberikanNya kepadamu, maka anda harus menggunakannya secara betul-betul sesuai
dengan perintah Pemiliknya. Bila anda menggunakannya dengan cara yang bertentangan
dengan kehendakNya, berarti anda telah menipuNya dengan terang-terangan. Bahkan
anda tidak berhak untuk menggerakkan kaki dan tangan anda dengan cara yang
berlawanan dengan kehendakNya. Anda tidak boleh memasukkan apa saja yang
bertentangan dengan perintahNya ke dalam perut anda. Anda tidak berhak menggunakan
tanah dan harta-benda anda secara berlawanan dengan kehendak Pemiliknya. Istri dan
anak-anak anda, yang anda kata adalah milik anda, mereka menjadi milik anda hanyalah
karena diberikan oleh Allah. Karena itu, anda tidak berhak memperlakukan mereka
sekehendak hati anda, tetapi haruslah secara yang diarahkan olehNya. Bila anda
melakukan hal-hal yang bertentangan dengan petunjukNya, berarti anda telah merampas
hak Allah. Sebagaimana anda menyebut orang yang menguasai tanah orang lain tanpa
hak sebagai perampas, maka demikian pula halnya, anda akan disebut perampas bila anda
menganggap pemberian Allah sebagai milik anda sendiri dan mempergunakannya
menurut kemauan anda sendiri atau kemauan orang lain, selain Allah. Bila anda
merasa rugi karena berbuat sesuatu sesuai dengan kehendak Allah, biarkanlah demikian.
Anda tidak boleh merasa keberatan bila nyawa anda hilang, kaki dan tangan anda
kudung, anak-anak anda mati dan uang serta harta-benda anda musnah. Mengapa anda
harus merasa sedih? Bila Pemiliknya sendiri menghendaki musnahnya barang-barang
tersebut, itu adalah hakNya sendiri. Tetapi bila anda kehilangan barang-barang tersebut
karena melakukan hal yang bertentangan dengan kehendak Pemiliknya, tentu saja anda
bersalah karena anda telah merusakkan milik orang lain. Anda bukanlah pemilik nyawa
anda sendiri. Kalau anda mati karena memenuhi kehendak Allah, maka anda hanyalah
sekedar menjalankan kewajiban anda terhadapNya saja. Tetapi bila anda mati karena
melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kehendakNya, maka perbuatan anda itu
dapat disebut pengkhianatan.