Tuesday 11 June 2013

SOLAT DAN PEMBINAAN MENTAL

Saudara-saudara sesama Muslim!

Bayangkanlah seorang yang mendengar suara adzan lima kali sehari dan merasakan
bahwa sesuatu yang besar sedang dipersaksikan, dan bahwa kita semua diseru untuk
menghadap Maharaja yang sangat perkasa dan berkuasa. Seorang yang setiap kali
mendengar seruan ini meninggalkan semua pekerjaannya dan berlari menghadap Wujud
yang Maha Agung tersebut, yang dipandangnya sebagai Junjungannya serta Junjungan
seluruh alam semesta ini. Seorang yang setiap kali mau mengerjakan solat mensucikan
tubuh dan jiwanya dengan wudhu' dan mengerjakan perbuatan-perbuatan dalam solat dan
membaca bacaan-bacaannya dengan penuh pengartian. Bagaimana mungkin rasa takut
kepada Allah tidak akan timbul dalam hatinya, bagaimana ia tidak merasa malu
melanggar perintah-perintah Allah? Bagaimana mungkin jiwanya tidak akan gementar
setiap kali menghadap Allah, mengingat dosa-dosa dan kejahatan-kejahatan yang
diperbuatnya? Bagaimana mungkin seorang yang mengatakan patuh dan menghamba
kepada Allah, dan percaya bahwa Dia adalah penguasa hari pengadilan, dalam
mengerjakan urusan dunianya ia berdusta,berlaku tidak jujur, merampas hak orang lain,
menyuap dan menerima suap, memberi dan mengambil riba, merugikan dan menyakitkan
hati sesama manusia, mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak senonoh dan
bertentangan dengan hukum, sedang ia masih pergi menghadap Tuhan berulang-ulang,
dengan membawa semua dosa-dosa ini dan tidak malu mengulang-ulangi pengakuannya
bahwa ia adalah hambaNya yang setia dan patuh? Duhai, bagaimana mungkin bahwa
setelah mengucapkan pernyataan "hanya kepadaMu kami menyembah dan hanya
kepadaMu kami mohon pertolongan", tiga puluh enam kali di hadapan Allah dengan
penuh kesadaran, lalu pergi menyembah tuhan-tuhan lain di samping Allah dan
mengulurkan tangan memohon pertolongan kepada mereka? Apabila sekali kita telah
membuat pelanggaran setelah membuat pernyataan itu, maka di saat kita menghadap
Allah untuk kedua kalinya, hati nurani kita akan mencela dan marah, kita pasti akan
merasa malu. Celaan itu akan lebih keras pada pelanggaran yang kedua, dan hati kita
akan mengutuk kita dari dalam diri kita. Bagaimana boleh terjadi bahwa di sepanjang
hidup kita, kita terus menerus melakukan solat lima kali sehari, Tetapi akhlak kita
tetap bengkok, perbuatan-perbuatan kita tetap tidak benar, dan hidup kita tidak berubah
secara mendasar? Dengan alasan ini Allah menerangkan ciri solat yang benar, yakni,
"Sesungguhnya solat itu mencegah manusia dari perbuatan yang tidak senonoh dan
dari kejahatan". Maka bila ada orang yang tidak terpengaruh oleh proses pembersihan,
pem-baharuan dan penyegaran yang demikian kerasnya, maka itu adalah karena
perangainya yang buruk, bukan karena kesalahan solat itu. Bukan salah air dan sabun bila
orang tidak mau putih tetapi salah hitamnya jua.

Saudara-saudara!

Jadi ada kekurangan besar dalam solat kita. Dan kekurangan itu adalah bahwa kita
tidak memahami apa yang kita baca dalam solat kita. Tetapi bila kita mau
menyediakan waktu sedikit saja, kita tentu akan bisa mengingati arti bacaan-bacaan
dan do'a-do'a tersebut dalam bahasa yang kita fahami. Dan keuntungannya adalah kita
akan memahami apa yang kita baca dalam solat kita itu.

No comments:

Post a Comment