Monday 16 June 2014

KEPADA APA KAMI MENYERU MANUSIA (6)

ANTARA DUA KEKUATAN

Banyak kalangan yang menganggap, bahwa bangsa-bangsa Timur tidak dapat bangkit dan berpacu dengan bangsa-bangsa Barat -yang telah merampas hak dan menghancurkan hidupnya- karena mereka tidak memiliki kekuatan fisik yang memadai; seperti dana, sarana. tempur dan yang lainnya. Tentu saja itu tidak terlalu salah dan keberadaannya memang penting. Tapi yang sesungguhnya jauh lebih penting dari itu adalah kekuatan spiritual; akhlak yang luhur, jiwa yang mulia, pengetahuan dan keyakinan terhadap hak-hak
diri sendiri, tekad yang kuat membaja, semangat pengorbanan dalam menunaikan kewajiban, kesatuan, dan kesetiaan yang merupakan dasar bagi terbangunnya rasa saling percaya. Dari kesemuanya itulah kekuatan bersumber. Andaikan orang Timur menyadari akan haknya, kemudian berusaha merubah diri sendiri, membangun kekuatan spritual yang dahsyat dan membina keluhuran budi pekerti, niscaya sarana-sarana kekuatan fisik itu dengan sendirinya akan datang kepada mereka dari berbagai arah. Sungguh terlalu banyak lembaran sejarah yang membuktikan akan hal itu.

Ikhwanul Muslimin meyakini ini sepenuhnya. Keyakinan itulah yang mendorong mereka untuk terus mensucikan hati, menguatkan jiwa dan meluhurkan budi pekerti. Keyakinan itu pulalah yang mendorong mereka untuk terus berjuang menyebarkan dakwah, memahamkan umat manusia akan hakekat misi dan ideologi yang mereka dakwahkan, kemudian menyeru umat untuk turut membersihkan jiwa dan meluruskan kehidupan mereka.

Misi itu bukan sesuatu yang baru yang mereka ada-adakan. Dan begitulah tabiat mereka dalam semua ucapan mereka. Keyakinan itu bersumber dari kamus Sang Maha Agung, lautan yang tak bertepi, undang-undang yang bijak dan teramat detail, dan referensi yang tertinggi. itulah dia Kitab Allah swt. Belum pernahkah anda mendengar perihal hukum yang abadi itu?

"Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga kaum itu merubah keadaan yang ada dalam diri mereka sendiri." (Ar-Ra'd: 11)

Dalam banyak ayatnya Al-Qur'an sering menyingkap rahasia ini. Ia bahkan memberikan contoh aplikatif yang jelas dan abadi melalui kisah Bani Israel; kisah indah yang melukiskan jalan kebangunan sebuah umat yang sebelumnya ditanda kekalahan dan keputusasaan.

JALAN ITU SUDAH JELAS

Ikhwanul Muslimin yakin sepenuhnya, bahwa ketika Allah swt. menurunkan Al-Qur'an, menyuruh hamba-hamba-Nya mengikuti Muhammad saw, dan meridhai Islam sebagai agama bagi mereka, sesungguhnya Ia telah meletakkan dalam agama ini seluruh dasar yang mutlak dibutuhkan bagi kehidupan, Kebangkitan dan kesejahteraan umat manusia. Pembenaran terhadap uraian tersebut dapat ditemukan dalam firman Allah swt.,

"(Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, nabi yang umi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dari Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka." (Al-A'raf: 157)

Demikian juga kita mendapatkan pembenaran dari sabda Rasulullah saw. dalam sebuah hadits yang mulia,

"Demi Allah, aku tiada membiarkan suatu keburukan. melainkan aku pasti melarang kalian dari melakukannya."

Bila anda menyelami ajaran-ajaran Islam secara lebih mendalam, pasti akan menemukan betapa agama yang agung ini telah meletakkan prinsip, sistem, dan tatanan yang paling tepat bagi kehidupan manusia, baik dalam skala individu, keluarga, maupun bangsa-bangsa. Islam juga memformulasikan kerangka konseptualnya secara detail; sesuatu yang tak sanggup dilakukan oleh para reformer dan pemimpin bangsa-bangsa didunia.

Tema-tema besar semacam universalisme, nasionalisme, sosialisme, kapitalisme, komunisme, perang, distribusi kekayaan, hubungan antara produsen dan konsumen, serta berbagai masalah yang terkait dengan tema ini -yang kini memenuhi kepala para pemimpin dan pakar ilmu sosial modern- kami yakin telah diselami begitu dalam oleh Islam. Sebab Islam telah meletakkan suatu sistem bagi dunia yang membuka pintu bagi pendayagunaan dan pemanfaatan semua sumber kebaikan, sekaligus menghindarkan manusia dari semua
kemungkinan buruk yang bisa timbul dalam proses menuju ke sana.Tentu saja risalah ini bukan tempat untuk merinci masalah itu lebih jauh lagi. yang ingin kami lakukan di sini adalah menegaskan kerangka pemikiran yang kami yakini kebenarannya, sekaligus menjelaskan apa yang kepadanya kami menyeru manusia. Setelah
itu, dalam bagian lain, kami akan kembali merinci masalah itu secara lebih detail.

KITA HARUS MENGIKUTI

Karena Ikhwanul Muslimin meyakini kerangka dasar pemikiran ini, maka mereka menyeru umat untuk berupaya menjadikan prinsip-prinsip Islam sebagai dasar kebangkitan bagi bangsa-bangsa Timur modern dalam semua dimensi kehidupannya. Ikhwanul Muslimin percaya, bahwa setiap fenomena kebangkitan yang bertentangan dengan prinsipprinsip Islam dan hukum-hukum Al-Qur'an, pasti akan menjumpai kegagalan. Kebangkitan seperti itu hanya akan membawa pada jatuhnya korban yang lebih banyak untuk sebuah kesia-siaan. Maka akan lebih baik tentunya -bagi umat yang ingin bangkit- untuk menempuh jalan paling lurus sekaligus paling pintas dengan mengikuti Islam.

Ikhwanul Muslimin sama sekali tidak mengkhususkan seruan dakwah ini kepada satu negeri Islam saja. Dakwah ini adalah seruan yang kami gaungkan -terutama- kepada segenap pemimpin negara yang mayoritas rakyatnya memeluk agama Islam. Betapa Ikhwanul Muslimin menanti-nantikan saat di mana negeri-negeri Islam akan bersatu membangun masa depannya di atas pilar-pilar yang pasti dan teguh, yang akan mengantar
mereka menuju kemajuan, kemakmuran, dan kejayaan.

WASPADAILAH PENYIMPANGAN

Yang paling dikhawatirkan oleh Ikhwanul Muslimin adalah saat di mana bangsa-bangsa Islam di Timur terjerumus ke dalam lembah taklid, di mana mereka menambal-sulam kebangkitannya dengan sistem-sistem yang lapuk dan usang, yang telah menjadi puing reruntuhan, sebagaimana pengalaman sejarah telah membuktikan hal itu; yakni kerusakan dan ketidakrelevanannya.

Ada hukum-hukum umum yang berlaku bagi setiap komunitas masyarakat Islam. oleh karena itu hukum-hukum yang kita terapkan haruslah bersumber dari Al-Qur'anul Karim. Setiap negeri Islam yang secara resmi menyatakan Islam sebagai agamanya harus mendasarkan semua materi perundang-undangannya pada kaidah-kaidah pokok yang digariskan oleh Al-Qur'an. Sehingga setiap materi hukum yang tidak dibenarkan oleh Islam harus segera dihapus untuk menghilangkan kontradiksi dalam undang-undang dasar
negara.

PERBAIKILAH HUKUM

Setiap umat tentu memiliki hukum kepada mana mereka bertahkim. Bagi kaum muslimin hukum itu haruslah bersumber dari syariat Islam, berakar dari AI-Qur'an dan sesuai dengan dasar-dasar yang terdapat dalam fiqih Islam. Sebab sesungguhnya dalam syariat Islam dan dalam hukum yang kemudian lahir daripadanya -ijtihad para ahli hukum Islam- terkandung semua dimensi yang dibutuhkan oleh umat. oleh karenanya, hanya
dengan hukum itu mereka akan mencapai hasil yang paling baik dan sempurna. Materi-materi hukum pidana Islam sesungguhnya sangat ampuh untuk membasmi semua bentuk kejahatan dan kriminalitas, betapapun dalamnya naluri kejahatan terpendam dalam diripara pelaku kejahatan tersebut.

Dengan menerapkan hukum Allah, sesungguhnya Negara-negara itu justru melepaskan diri dari semua pengalaman pahit yang mungkin timbul sebagai akibat kegagalan hukum buatan manusia. Pengalaman sejarah telah membuktikan itu, dan pemikiran-pemikiran hukum modern juga telah menyerukan hal yang sama. Benarlah Allah yang telah berfirman,

"Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir." (Al-Maidah: 44)

PERBAIKILAH WAJAH SOSIAL

Setiap umat memiliki wajah kehidupan sosial yang dengan sadar diayomi oleh pemerintah, diatur oleh sistem hukum, dan dilindungi oleh penguasa. maka bangsa-bangsa Islam di Timur harus menjadikan seluruh rangkaian fenomena kehidupan sosial itu sejalan dengan etika dan ajaran Islam. Jika prostitusi resmi itu merupakan aib besar bagi semua bangsa yang menghargai keluhuran budi, maka bagaimana pula dengan umat Islam yang ajaran agamanya mengharuskan mereka memerangi setiap bentuk prostitusi dan
menghukum keras setiap pelaku zina?

"Dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, Jika kamu beriman kepada Allah dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang beriman."(An-Nuur, 2)

Toko-toko penjual minuman keras yang bertebaran di sepanjang jalan-jalan raya, papan-papan iklan minuman keras dan pelacuran yang terpampang jelas di setiap sudut jalan; adalah serangkaian wajah sosial yang ditentang dan diharamkan oleh Islam.

PERANGILAH HEDONISME

Hedonisme (orientasi hidup yang memburu kesenangan) kini menjadi paham yang begitu laris dianut oleh masyarakat. Tiap hari mereka hanya bersenang-senang, hura-hura di jalan-jalan, di kelab-kelab malam, tempat-tempat wisata. musim panas; yang semua itu bertentangan dengan wasiat Islam agar kita selalu memiliki sikap iffah, luhur, suci, senantiasa sungguh-sungguh dalam semua urusan, dan meninggalkan semua bentuk keterlenaan.

"Sesungguhnya Allah mencintai (mereka yang selalu berusaha melakukan dan menyelesaikan) urusan-urusan yang besar, dan membenci (mereka yang selalu berusaha melakukan dan menyelesaikan) urusan-urusan yang remeh (rendah nilainya)."

Umat Islam harus berusaha sekuat tenaga -dengan power dan hukum untuk membasmi semua gejala kerusakan sosial. Mereka tidak boleh lemah dan berhenti dari melakukan itu.

ATURLAH PENDIDIKAN

Setiap umat dan bangsa Islam tentu memiliki strategi pendidikan guna membangun pemuda dan generasi masa depan yang tangguh yang merupakan tumpuan hidup umat baru itu. Oleh karenanya sistem pendidikan harus dibangun di atas kerangka dasar yang kuat yang memungkinkan generasi muda memiliki immunitas keislaman, kesempurnaan akhlak, pengetahuan yang memadai tentang ajaran-ajaran agama mereka, dan
kebanggaan terhadap kejayaan peradabannya yang luas.

Inilah sebagian kecil prinsip yang diperjuangkan Ikhwanul Muslimin. Mereka menyeru umat Islam, baik penguasa maupun rakyat, pemerintah maupun bangsa, agar membangun proses kebangkitannya di atas dasar prinsip-prinsip itu. Dalam rangka mencapai tujuan Islam yang agung itu mereka menempuh satu cara; yakni menjelaskan keistimewaan ajaran-ajaran Islam. Sehingga bila suatu saat umat telah menerima dan meyakininya, maka dengan sendirinya mereka akan merealisasikannya dalam kehidupan nyata.

"Katakanlah,'Inilah jalan (agama)-ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujah yang nyata, Mahasuci Allah, dan aku tidak termasuk orang-orang yang musyrik."' (Yusuf: 108)