Wednesday 3 August 2016

SHALAT BERJAMA'AH

Shalat merupakan bentuk ibadah yang memiliki kekuatan yang luar biasa, kekuatan yang dapat menumbuhkan dalam diri manusia kemampuan untuk mencapai puncak penghambaan kepada Allah, dan yang dapat memberikan kekuatan kepada manusia untuk mengerjakan semua kewajiban yang dibebankan kepadanya. shalat itu sendiri sudah merupakan kewajiban yang cukup efektif, tetapi dengan diperintahkanNya agar dikerjakan secara berjama'ah, maka kekuatan shalat tersebut menjadi dua kali lipat dan menimbulkan dinamika yang tidak ada tandingannya dalam menciptakan perubahan yang sehat dalam diri manusia.

SIFAT-SIFAT YANG DIHASILKAN OLEH SHALAT

Saudara-saudaraku bahwa ibadah yang sebenarnya adalah menganggap diri sendiri sebagai hamba Allah untuk selamanya. Hidup dengan menyerahkan diri kepada kehendak Allah sebagaimana layaknya seorang pelayan yang patuh, dan setiap saat siap untuk melaksanakan perintah-perintahNya. Dan shalat telah mempersiapkan manusia untuk melaksanakan ibadah yang seperti itu. Kesadaran akan kedudukan diri sebagai hamba Allah, kepercayaan kepadaNya, kepada UtusanNya, kepada KitabNya, kepada hari akhir, rasa takut kepada Allah, pengakuan bahwa Allah Maha Tahu akan
hal-hal yang ghaib dan kesadaran bahwa Dia selalu dekat dengan kita, kesiap-sediaan untuk setiap saat patuh kepadaNya dan kesadaran akan perintahNya, ini semua dan juga sifat-sifat yang lain yang diperlukan untuk menjadikan manusia sebagai hamba Allah dalam arti yang sebenarnya dikembangkan oleh shalat.

PENGHAMBAAN SEPENUHNYA TIDAK MUNGKIN DILAKSANAKAN DENGAN SENDIRIAN SAJA

Bila kita fikirkan dengan teliti, maka kita akan menyadari bahwa bagaimanapun sempurnanya seseorang, ia tidak akan dapat memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk menjadi seorang hamba Allah yang baik, kecuali apabila hamba-hamba Allah yang lain ikut membantunya. Seseorang tidak akan boleh melaksanakan semua perintah Allah, kecuali bila semua orang, dengan siapa ia harus berurusan setiap waktu, bekerjasama dengannya dalam melaksanakan perintah-perintah tersebut.

Seseorang tidak boleh hidup sendirian di dunia ini, tidak pula ia dapat melakukan suatu pekerjaan sendirian saja. Seluruh hidupnya terikat oleh seribu-satu macam hubungan: dengan sanak keluarganya, dengan teman-teman dan sahabat-sahabatnya, tetangganya, orang-orang yang mempunyai hubungan kerja dengannya, dan orang-orang lain yang tidak terhitung banyaknya. Juga, perintah-perintah Allah tidaklah terbatas pada seorang saja, Tetapi adalah dimaksudkan untuk meluruskan hubungan sosial kemanusiaan itu.

Nah apabila orang-orang itu semua bekerja-sama dalam melaksanakan perintah-perintah Allah dan saling tolong-menolong, maka mereka semua akan bisa menjadi hamba-hamba Allah yang baik. Tetapi apabila mereka semua tidak patuh kepada Allah, atau apabila hubungan mereka satu sama lain adalah sedemikian rupa, sehingga mereka tidak bisa saling membantu dalam melaksanakan perintah-perintahNya, maka tidaklah mungkin bagi seseorang, secara sendirian saja, untuk bartindak dan berbuat seluruhnya menurut hukum Allah dalam kehidupannya.

BERPERANG DENGAN SYAITAN TIDAK MUNGKIN BISA SENDIRIAN SAJA

Kemudian, baca al-Qur'an dengan teliti, pasti kita akan mengetahui bahwa Allah tidaklah memerintahkan agar kita sendiri saja yang menjadi budak dan hamba yang patuh dan pasrah kepadaNya. Tetapi, Allah memerintahkan kita supaya mengusahakan agar seluruh manusia di dunia ini patuh dan pasrah kepadaNya dengan melaksanakan hukum-hukumNya dan memberantas hukum-hukum syaitan di mana pun juga, dan menggantikannya dengan hukum-hukum Allah. Tugas yang berat ini tidak mungkin boleh dilaksanakan hanya oleh seorang saja. Hal ini tidak mungkin bisa dilaksanakan oleh berjuta orang Islam bila mereka bekerja sendirian saja, karena mereka tidak akan
bisa mengalahkan kekuatan syaitan yang bersatu-padu dan tersusun dengan baik. Karena itu, perlulah bagi seluruh ummat Islam di dunia ini untuk bersatu-padu membentuk satu kumpulan yang kukuh, berjuang bersama-sama untuk mencapai satu tujuan yang tunggal.

MEMBIASAKAN SIKAP BERDISIPLIN DAN TERATUR

Selanjutnya, bila kita fikirkan dengan saksama, maka akan jelaslah bahwa untuk mencapai tujuan yang besar seperti itu, perlulah persatuan itu dibentuk menurut garis-garis yang tepat. Artinya, ummat Islam haruslah disusun sehingga hubungan mereka satu sama lain berada dalam ketepatan dan kemestian yang seharusnya. Tidak boleh ada sesuatu yang salah dalam hubungan timbal balik mereka. Mereka harus mempunyai tujuan yang tunggal. Mereka harus patuh pada satu pimpinan. Mereka harus menjadikan suatu kebiasaan untuk bergerak menjadi komando pimpinan tersebut. Dan mereka juga harus mengerti sampai sejauh mana mereka harus taat kepada pimpinan mereka, dan bila
mereka tidak boleh patuh kepadanya.

MANFAAT SOLAT BERJEMA’AH

Dengan mengingati hal-hal di atas kita boleh melihat bagaimana solat berjama’ah bisa menciptakan semua keadaan tersebut.

BERKUMPUL DALAM SATU PANGGILAN

Apabila kita mendengar panggilan adzan, kita diwajibkan untuk meninggalkan pekerjaan kita dan pergi ke masjid. Orang-orang Muslim yang datang dari segenap penjuru, karena mendengar panggilan adzan ini, dan kemudian mereka berkumpul pada satu tempat, dalam diri mereka tercipta perasaan yang sama, seperti halnya kesatuan tentara. Perajurit-perajurit yang mendengar suara trompet mengerti bahwa komandan mereka memanggil mereka. Panggilan ini menimbulkan satu perasaan yang sama dalam diri mereka, yakni perasaan patuh pada komkitan, dan sebagai jawaban terhadap panggilan ini, mereka melakukan suatu perbutan yang serupa, yiaitu datang ke tempat
yang telah ditentukan.

Mengapa cara seperti ini dipakai dalam ketentaraan? Ini adalah karena dalam diri setiap perajurit haruslah ditanamkan kebiasaan dan sifat patuh pada perintah: mula-mula secara sendiri-sendiri, lalu bersama-sama dalam satu kelompok mereka berkumpul di satu tempat dan di waktu yang sama, agar diwaktu perang seluruh tentera boleh berkumpul dengan satu panggilan saja dan bekerja-sama untuk mencapai satu tujuan. Tidak boleh terjadi bahwa para perajurit tidak datang berkumpul untuk melaksanakan tugas perang atau pergi sendiri-sendiri sesuka hati. Apabila suatu kesatuan tentera berada dalam keadaan tidak berdisiplin seperti ini, maka meskipun jumlah mereka beribu-ribu, mereka akan boleh dikalahkan hanya oleh beberapa puluh tentera musuh saja, dengan cara menumpas mereka seorang demi seorang. Prinsip persatuan yang kukuh seperti inilah yang menjadi dasar peraturan bahwa semua orang Islam harus meninggalkan pekerjaan mereka dan pergi ke masjid setelah mereka mendengar panggilan adzan, agar dengan demikian seluruh kaum Muslimin dapat bersatu-padu menjadi tentara Allah. Mereka dilatih untuk berkumpul lima kali sehari, karena tugas tentara Allah adalah lebih berat dari tentara dunia. Bagi tentara dunia, perang terjadi dengan selang waktu yang sangat lama, dan karena itu mereka melakukan latihan-latihan ketentaraan dengan berselang-selang pula. Tetapi tentara Allah harus berperang melawan kekuatan iblis terus-menerus
dan harus melaksanakan perintah-perintah komkitan mereka tanpa mengenal cuti atau hiburan. Adalah suatu keringanan yang sangat besar bahwa hanya lima kali sehari mereka diperintahkan untuk cepat-cepat berkumpul ketika trompet Ilahi dibunyikan di tempat berkumpulnya tentara Allah, yakni masjid.

BERKUMPUL DENGAN TUJUAN

Yang tersebut di atas tadi hanyalah manfaat dari adzan saja. Selanjutnya dari itu semua, kita berkumpul di masjid, dan berkumpul itu sendiri mendatangkan manfaat yang tidak terhitung banyaknya. Kita saling bertemu dengan sesama Muslim, menjadi saling tahu dan mengenal satu sama lain. Dengan beginilah kita semua menjadi hamba dan budak-budak Allah, pengikut-pengikut dari satu Nabi, dan satu kitab, dan kita semua hanya mempunyai satu tujuan saja. Kita semua berkumpul di masjid hanya untuk mencapai tujuan itu saja, yang harus kita penuhi, bahkan setelah kita kembali dari Masjid. Ikatan dan saling mengenal seperti ini automatik akan menciptakan dalam diri kita semua perasaan bahwa kita semua merupakan satu komuniti, merupakan perajurit-perajurit dari satu kesatuan tentara, orang-orang yang bersaudara satu sama lain, mempunyai kepentingan-kepentingan serta tujuan-tujuan yang sama, sama mendapatkan keuntungan dan memikul kerugian, dan hidup kita semua saling terintegrasi satu dengan yang lain.

SALING IKUT MERASA

Selanjutnya, ketika kita saling bertatap muka satu sama lain, maka kita semua satu sama lain tidak akan merasa menjadi musuh, melainkan sebagai saudara. Dengan demikian, kalau kita melihat seorang dari saudara-saudara kita berpakaian compang-camping, yang lain berwajah sedih, yang lain tampak sangat lapar, dan yang lain cacat, lumpuh atau buta, maka tidak syak lagi rasa simpati kita kepada mereka akan wujud. Orang-orang yang kaya di antara kita akan merasa kasihan kepada saudara-saudaranya yang miskin dan papa. Orang-orang yang terkena musibah akan memperoleh keberanian untuk mendekati saudara-saudaranya yang kaya dan mengadukan kesusahan mereka.

Apabila diketahui bahwa seorang saudara tidak boleh datang ke masjid karena sakit atau kecelakaan, maka tentu akan ada yang bemiat menziarah dan menanyakan halnya. Apabila ada berita tentang kematian salah seorang saudara, seluruh jemaah akan bersama-sama melaksanakan solat jenazahnya dan ikut bersedih bersama keluarga yang ditinggal si mati. Semua ini akan mendorong rasa kasih-mengasihi dan hasrat untuk tolong-menolong satu sama lain.

BERKUMPUL DENGAN TUJUAN YANG SUCI

Selanjutnya, perhatikanlah bahwa orang-orang yang datang ke masjid itu berkumpul untuk satu tujuan yang suci. Kumpulan ini bukanlah kumpulan para pencuri, pemabuk dan penjudi-penjudi yang hatinya penuh dengan niat-niat yang kotor dan tidak keruan. Ini adalah kumpulan hamba-hamba Allah yang berniat menyembah Allah di rumah Allah. Dalam suasana seperti ini, seorang yang jujur, merasa akan dosa-dosa yang ada dalam jiwanya. Dan seandainya ia telah melakukan suatu dosa di hadapan salah seorang yang ikut hadir di masjid, maka pertemuannya dengan orang itu akan membuatnya betul-betul bertaobat. Dan seandainya di antara jema’ah Muslimin itu ada niat untuk saling memberi nasehat, dan bila mereka tahu bagaimana caranya meningkatkan keadaan satu sama lain melalui simpati dan kasih-sayang, tidak syak lagi perkumpulan ini akan menjadi sumber rahmat dan anugerah Tuhan. Dengan cara demikian semua orang Islam bersama-sama akan boleh saling menghilangkan kekurangan dan kelemahan masing-masing, dan seluruh masyarakat sedikit demi sedikit akan menjadi masyarakat yang saleh dan taqwa.

PERSAUDARAAN

Manfaat-manfaat yang tersebut di atas, hanyalah manfaat yang timbul dari berkumpulnya kaum Muslimin di masjid saja. Selanjutnya masih banyak manfaat yang terkandung dalam pelaksanaan solat berjamaah. Kita berdiri dengan berbaris rapat bahu membahu dengan semua orang Islam yang lain. Tidak seorang pun yang dianggap lebih tinggi atau lebih rendah derajatnya daripada yang lain. Dalam majlis, di hadapan Allah, seluruh manusia sama kelasnya. Tidak seorang pun yang tercemar bila tersentuh oleh sesama saudara Muslimnya, Semua orang adalah suci karena semuanya adalah manusia. Semuanya adalah hamba Tuhan dan sama-sama pengikut satu din saja. Di luar solat,
kaum Muslimin tennasuk dalam keluarga-keluarga, suku-suku dan bangsa-bangsa yang berbeda-beda. Seseorang adalah Sayyid, yang lain adalah Pathan, lainnya lagi Rajput atau Jat. Yang seorang adalah warga negara dari suatu negeri, dan yang lain warga dari negeri yang lainnya. Sebagian Muslimin berbicara dengan suatu bahasa, sebagian yang lain dengan bahasa yang lain. Tetapi semuanya berdiri dalam satu barisan, menyembah Allah. Ini menunjukkan bahwa mereka semua adalah satu bangsa. Perkumpulan dalam keluarga-keluarga dan keturunan, .suku-suku dan bangsa-bangsa, adalah perkumpulan yang palsu. Hubungan kita yang sejati dan yang paling erat adalah bahwa kita sama-
sama menjadi hamba Allah dan sama-sama beribadat kepadaNya. Apabila kita semua telah menjadi satu dalam hal ini, mengapa kita harus terpisah-pisah dalam hal yang lain?

KESERAGAMAN GERAKAN

Selanjutnya, bila kita berbaris bahu membahu antara yang satu dengan yang lain, maka kita semua telah membentuk satu barisan tentara yang siap melaksanakan perintah dari komandannya. Dengan berdiri dalam satu barisan dan melakukan gerakan-gerakan secara serentak, maka perasaan perlunya bersatu akan tertanam dalam fikiran kita semua. Kita diperintahkan untuk melakukan latihan ini, untuk menjadi satu dalam mengabdi kepada Allah dengan cara sedemikian rupa, sehingga kita semua bergerak secara serentak: serentak mengangkat tangan dan serentak menggerakkan kaki, seolah-olah kita semua bukan sepuluh, seratus, atau seribu orang, Tetapi telah menjadi satu tubuh.

DOA

Apa yang kita lakukan setelah kita berdiri dalam satu barisan itu? Dengan satu suara kita bersumpah, berdoa dan memuji Junjungan kita:

lyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in
"Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan".

Ihdinash-shirathol mustaqim
"Tunjukilah kami jalan yang lurus".

Rabbana lakal hamdu
"Wahai Tuhan!, segala puji hanyalah bagi Engkau".

Assalamu 'alaina wa 'ala 'ibadUlahish shalihin
"Semoga keselamatan dilimpahkan kepada kita dan kepada
semua hamba Allah yang saleh".

Dan setelah solat selesai, kita saling mendoakan dan meminta rahmat untuk satu sama
lain:
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Ini berarti bahwa kita semua adalah orang yang selalu saling mendoakan kebaikan satu sama lain. Semuanya sama-sama memohon kepada satu junjungan demi kesejahteraan semua. Tidak seorang pun dari kita yang sendirian dan terpisah. Tidak seorang pun dari kita memohon sesuatu hanya untuk dirinya sendiri. Setiap orang berdoa agar Allah melimpahkan rahmatNya kepada seluruh jama’ah, agar semuanya diberi kekuatan untuk berjalan hanya di jalan yang benar, dan agar semuanya sama-sama merasakan rahmat Allah. Dengan jalan demikian solat akan mempersatukan hati kita semua, menciptakan keserasian dalam fikiran-fikiran kita, dan mengembangkan hubungan baik dan saling
mendoakan satu sama lain.