Saturday 29 September 2012

MENERIMA ISLAM BUKAN BERARTI MENGUNTUNGKAN ALLAH




Selanjutnya, bila sesuatu yang diberikan Allah kepada kita, kita pakai untuk mengerjakan sesuatu yang diperintahkanNya, kita sebenarnya tidaklah memberikan keuntungan kepada siapa pun; tidak bagi Allah, tidak pula bagi orang lain. Bila kita memberikan sesuatu atau mengerjakan sesuatu, atau bahkan mengorbankan hidup kita, demi Dia - hal ini mungkin bagi kita adalah sesuatu yang sangat besar - maka kita tidaklah mendatangkan keuntungan bagi siapa pun. Apa yang terjadi paling-paling hanyalah kita kehilangan atau mengorbankan sesuatu yang telah diberikan Allah. Apakah ini sesuatu yang dapat dibanggakan dan harus memperoleh pujian dan dijadikan dasar untuk mengakui kebesaran seseorang? Kita hendaklah menyadari bahwa seorang Muslim sejati tidak akan pernah merasa bangga karena memberikan sesuatu untuk suatu hal yang dikehendaki oleh Allah atau karena mengerjakan suatu pekerjaan untukNya. Sebaliknya, ia akan merasa makin rendah hati. Karena kebanggaan menghilangkan nilai suatu perbuatan yang baik. Barangsiapa yang melakukan suatu perbuatan yang baik dengan maksud untuk memperoleh pujian atau penghargaan tidak berhak untuk memperoleh pahala dari Allah. Karena, ia hanya mencari imbalan di dunia ini dan telah mendapatkannya di dunia ini.


Saturday 7 July 2012

TANGGUNGJAWAB YANG TIMBUL DARI PENGUCAPAN KALIMAT SYAHADAT

Saudara-saudara sekalian,


Bila anda mengakui bahwa Allah adalah Tuan anda dan juga Tuan dari segala sesuatu.
Apakah artinya ini? Ini berarti bahwa hidup anda bukanlah milik anda sendiri tetapi
adalah milik Allah. Tangan anda bukanlah milik anda sendiri, juga mata anda, telinga
anda dan seluruh anggota badan anda. Sawah yang anda bajak, kerbau atau lembu yang
membantu anda bekerja, harta benda dan barang-barang yang anda manfaatkan - semua
itu bukanlah milik anda sendiri sendiri. Segala sesuatu adalah milik Allah, dan telah
diberikan kepada anda sebagai pemberian. Setelah mengakui kenyataan ini, apa hak anda
untuk mengatakan bahwa "Hidup adalah milik saya, tubuh adalah milik saya, harta
benda adalah milik saya, ini dan itu adalah milik saya?" Menyatakan bahwa anda adalah
pemilik dari sesuatu setelah mengatakan bahwa pemiliknya adalah orang lain adalah
suatu hal yang tidak masuk akal. Bila anda dengan jujur betul-betul meyakini bahwa
Allah adalah Pemilik segala sesuatu, maka ada dua hal yang menjadi kewajiban bagi
anda. Yang pertama, adalah bahwa apabila pemilik segala sesuatu adalah Allah, dan
anda hanyalah orang yang dipercayai untuk mempergunakan segala sesuatu yang
diberikanNya kepadamu, maka anda harus menggunakannya secara betul-betul sesuai
dengan perintah Pemiliknya. Bila anda menggunakannya dengan cara yang bertentangan
dengan kehendakNya, berarti anda telah menipuNya dengan terang-terangan. Bahkan
anda tidak berhak untuk menggerakkan kaki dan tangan anda dengan cara yang
berlawanan dengan kehendakNya. Anda tidak boleh memasukkan apa saja yang
bertentangan dengan perintahNya ke dalam perut anda. Anda tidak berhak menggunakan
tanah dan harta-benda anda secara berlawanan dengan kehendak Pemiliknya. Istri dan
anak-anak anda, yang anda kata adalah milik anda, mereka menjadi milik anda hanyalah
karena diberikan oleh Allah. Karena itu, anda tidak berhak memperlakukan mereka
sekehendak hati anda, tetapi haruslah secara yang diarahkan olehNya. Bila anda
melakukan hal-hal yang bertentangan dengan petunjukNya, berarti anda telah merampas
hak Allah. Sebagaimana anda menyebut orang yang menguasai tanah orang lain tanpa
hak sebagai perampas, maka demikian pula halnya, anda akan disebut perampas bila anda
menganggap pemberian Allah sebagai milik anda sendiri dan mempergunakannya
menurut kemauan anda sendiri atau kemauan orang lain, selain Allah. Bila anda
merasa rugi karena berbuat sesuatu sesuai dengan kehendak Allah, biarkanlah demikian.
Anda tidak boleh merasa keberatan bila nyawa anda hilang, kaki dan tangan anda
kudung, anak-anak anda mati dan uang serta harta-benda anda musnah. Mengapa anda
harus merasa sedih? Bila Pemiliknya sendiri menghendaki musnahnya barang-barang
tersebut, itu adalah hakNya sendiri. Tetapi bila anda kehilangan barang-barang tersebut
karena melakukan hal yang bertentangan dengan kehendak Pemiliknya, tentu saja anda
bersalah karena anda telah merusakkan milik orang lain. Anda bukanlah pemilik nyawa
anda sendiri. Kalau anda mati karena memenuhi kehendak Allah, maka anda hanyalah
sekedar menjalankan kewajiban anda terhadapNya saja. Tetapi bila anda mati karena
melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kehendakNya, maka perbuatan anda itu
dapat disebut pengkhianatan.

Saturday 2 June 2012

MAKSUD KALIMAT SYAHADAT


Saudara-saudara sesama Muslim,

Sekarang marilah kita pahami maksud kalimat syahadat itu dan, juga, apa yang
sebenarnya dinyatakan oleh seseorang dengan,mengucapkan kalimat tersebut, dan
kewajiban apa yang dipikulkan dibahunya setelah ia membuat pernyataan tersebut.

Arti dari kalimat syahadat ialah bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad
saw adalah Utusan Allah. Kata Allah dalam kalimat ini berarti Tuhan. . Tuhan adalah
Penguasa, Pencipta, Pemelihara dan Pemberi rezeki, yang mendengar doa-doa kita dan
mengabulkannya, dan patut kita puja. Setelah anda mengatakan la ilaha illallah, berarti,
yang pertama, anda telah mengakui bahwa dunia ini tidak terwujud tanpa kuasa kreatif
Tuhan, tidak pula dunia ini mempunyai banyak Tuhan. Memang, dunia ini punya Tuhan,
dan Tuhan itu hanyalah satu, dan tidak ada wujud lain ying mempunyai kekuasaan
ketuhanan kecuali Dia. Yang kedua, hal lain yang anda yakini ketika anda membaca
kalimat ini adalah bahwa Tuhan anda itu adalah juga Tuhan seluruh dunia ini. Segala
sesuatu yang anda miliki dan juga dimiliki oleh manusia seluruhnya adalah milikNya.
Dia-lah yang menciptakan dan memberi rezeki seluruh alam ini. Hidup dan mati ada
pada perintahNya. Kesusahan dan kesenangan juga datang dari Dia. Apa pun yang
diperoleh seseorang sebenarnya adalah anugerahNya. Apa pun yang terlepas dari
seseorang, sesungguhnya adalah karena kehendakNya. Hanya Dia-lah yang harus
ditakuti, hanya kepadaNya-lah kita harus memohon keperluan-keperluan kita, hanya di
hadapanNyalah kita harus menundukkan kepala. Hanya Dialah yang berhak dipuja dan
disembah. Kita tidak boleh menjadi budak atau pelayan dari siapa pun kecuali Dia, dan
hanya Dialah yang harus kita akui sebagai Tuan atau Penguasa yang berdaulat atas diri
kita. Kewajiban kita yang sebenarnya adalah semata-mata mentaati perintahNya dan
mematuhi semua hukum-hukumNya dan menolak semua perintah dan hukum-hukum
lain, selain yang datang daripadaNya.

PERJANJIAN DENGAN ALLAH

Itulah perjanjian yang anda buat dengan Allah, begitu anda mengucapkan la ilaha
illallah, seluruh dunia ini menjadi saksi bagi anda. Bila anda melanggar perjanjian ini,
maka tangan dan kaki anda, setiap rambut dan bulu di tubuh anda, dan setiap zarah di
bumi dan di langit yang menjadi saksi atas pernyataan anda itu, akan menjadi saksi bagi
anda di hadapan pengadilan Allah kelak, di mana anda tidak akan mempunyai, seorang
pembela pun. 'I'idak ada seorang pengacara pun yang akan memohonkan keringanan
bagi anda. Bahkan para pengacara dan pembela, yang dalam pengadilan di dunia ini
biasa mempermainkan celah-celah hukum, mereka di hadapan Allah, akan diadili, seperti
anda sendiri, tanpa disertai seorang pembela pun. Pengadilan di akhirat itu, bukanlah
seperti pengadilan yang akan membebaskan anda berdasarkan permohonan permohonan
yang tidak mempunyai dasar yang kuat, sumpah dan bukti-bukti serta dokumen-dokumen
palsu. Di dunia ini anda selalu menyembunyikan kejahatan anda dari pengetahuan polis
dunia, teatapi anda tidak boleh berbuat demikian terhadap polis Allah. Polis dunia boleh
dirasuah tetapi polis Allah tidak. Seorang saksi pada pengadilan dunia boleh memberikan
bukti-bukti palsu, tetapi saksi-saksi Allah sama sekali tidak akan mengajukan kepalsuan.
Para penguasa di dunia ini boleh berbuat apa tidak adil tetapi Allah adalah Penguasa
Yang Maha Adil. Dan barangsiapa yang telah dicampakkan ke dalam penjara Allah tidak
akan boleh melarikan diri. Adalah bodoh sekali, bahkan merupakan kebodohan yang
paling besar bila anda membuat perjanjian palsu dengan Allah. Karena itu sebelum
membuat perjanjian ini, anda mesti berfikir dengan cermat, dan setelah perjanjian itu
anda buat, anda harus memenuhinya dengan cermat pula.  Kalau anda memang
berkeberatan untuk memenuhi perjanjian itu, lebih baik anda tidak membuatnya sama-
sekali, karena tidak ada seorang pun yang memaksa anda untuk mengucapkan janji hanya
di mulut saja, karena suatu perjanjian yang kosong dan hampa tidaklah ada gunanya.

MENERIMA BIMBINGAN RASUL

Setelah la ilaha illallah, anda mengucapkan Muhammadur Rasulullah, yang berarti anda
menerima Muhammad saw sebagai Rasul yang menyampaikan hukum Allah kepada
anda. Setelah anda mengakui Allah sebagai Tuan dan Yang Berwenang atas diri anda,
maka anda perlu tahu apa saja yang diperintahkanNya. Pekerjaan-pekerjaan apa yang
harus anda lakukan untuk membuatNya senang kepada anda, dan perbuatan-perbuatan
apa saja yang harus anda jauhi agar tidak terkena kemurkaanNya. Aturan hidup mana
yang harus anda ikuti untuk memperoleh keampunanNya, dan hukum mana, yang tidak
boleh anda Ianggar, yang bila anda langgar anda akan memperoleh hukumanNya? Allah
telah memilih Muhammad saw sebagai UtusanNya, untuk menerangkan masalah-masalah
ini dan mengirimkan KitabNya dengan perantaraannya. Rasulullah hidup menurut aturan
yang sesuai dengan perintah-perintahNya, dan dengan demikian menjadi teladan bagi
semua orang Muslim bagaimana harus mengatur hidup mereka. jadi, ketika anda
mengatakan Muhammadur Rasulullah, berarti pada saat itu anda telah menyatakan
kesediaan anda untuk mengikuti aturan dan hukum yang diberikannya dan menolak
aturan dan hukum yang bertentangan dengan aturan dan hukumnya. Setelah menyatakan
kesediaan ini, lalu anda tidak mematuhi aturan dan hukum yang diberikannya, dan
mengikuti aturan serta hukum buatan manusia di dunia ini, maka anda adalah seorang
pendusta dan seorang penipu yang paling besar di dunia.

Karena, anda telah memasuki Islam dengan mengucapkan kesaksian bahwa hukum yang
dibawa oleh Rasalullah saw adalah satu-satunya hukum yang benar bagi anda, dan
bahwa anda akan mengikutnya dengan setia. Karena kesaksian itu, anda menjadi
saudara bagi orang-orang Muslim, menerima warisan dari orang tua anda, menikahi
wanita Muslim, anak-anak menjadi keturunan anda yang sah, memperoleh hak untuk
mendapat pertolongan dari setiap dan seluruh orang Muslim, memperoleh zakat dan
mendapat perlindungan bagi kehidupan, harta-benda, kehormatan dan nama baik anda
dan bila dengan mendapatkan ini semua, anda lalu mengingkari janji anda, maka adakah
keculasan yang lebib besar di dunia ini daripada yang anda lakukan itu? Bila anda tahu
makna la ilaha illallah Muhammadur Rasulullah, dan menyatakan iman kepadanya serta
memahami maksudnya, maka dalam setiap keadaan, anda harus mengikuti hukum Allah,
meskipun polis atau pengadilan di dunia ini - mungkin - memaksa anda tidak berbuat
demikian. Apabila seseorang mengira bahwa melanggar hukum Allah tidaklah apa-apa,
karena polis, tentera, pengadilan dan penjara Allah tidak kelihatan di dunia ini, maka saya
akan mengatakan dengan tegas bahwa orang tersebut telah memberi kcsaksian syahadat
yang palsu. Dia telah menipu Tuhannya, seluruh dunia, seluruh kaum Muslimin dan juga
dirinya sendiri.

MAKNA KALIMAH THAYIBAH

MENGAPA TIMBUL PERBEDAAN YANG BESAR?

       Marilah kita fikirkan sejenak, mengapa terjadi perbedaan yang demikian besar antara
seorang manusia dan manusia yang lain? Ada apa dalam kalimat tersebut? Sekilas,
kalimat syahadat itu tampaknya hanyalah sebuah kalimat yang terdiri dari huruf-huruf
seperti K, A, L, I, dan beberapa huruf yang lain lagi. Bila huruf-huruf itu digabungkan
bersama-sama dan diucapkan dengan mulut, dapatkah terjadi suatu keajaiban yang dapat
menimbulkan perubahan yang demikian radikal dalam diri seseorang ? Dapatkah hal
yang demikian kecil menimbulkan perbedaan, seperti langit dan bumi, antara seorang
manusia dengan manusia yang lain? Saudara saudara! Dengan sedikit pengartian saja,
anda akan dapat mengatakan sendiri bahwa cuma sekadar membuka mulut dan
mengucapkan beberapa suku-kata saja, tidak mungkin dapat menimbulkan akibat yang
demikian besar. Tidak syak lagi, orang-orang kafir, penyembah berhala, memang
percaya bahwa dengan mengucapkan suatu mantera saja sebuah gunung akan mampu
digerakkan, bumi dapat terbelah dan air boleh memancar keluar, meski tidak seorang pun
yang memahami arti mantera tersebut. Hal ini disebabakan mereka percaya bahwa
kekuatan mantera tersebut terletak dalam bunyi kata-katanya saja, hingga begitu
mantera diucapkan, terjadilah keajaiban. Namun tidaklah demikian halnya dalam Islam.
Dalam Islam hal yang utama dalam sebuah kalimat yang diucapkan adalah maknanya.
Pengaruh kata-kata terletak dalam artinya. Bila kata-kata tidak punya arti dan tidak
meresap dalam hati, dan tidak menimbulkan pengaruh yang kuat yang boleh
menimbulkan perubahan dalam fikiran, akhlak dan perbuatan orang yang
mengucapkannya, maka sekedar mengucapkannya saja sama-sekali tidak akan ada
faedahnya.
        Saya akan menerangkan masalah ini dengan sebuah contoh yang sederhana.
Seandainya anda sedang menggigil karena udara yang dingin dan anda lalu meneriakkan
kata-kata,"Kain! Selimut! Kain! Selimut! " maka kedinginan udara yang anda rasakan
tidak akan berkurang meskipun anda meneriakkan kata-.kata itu sejuta kali dengan
menghitung tasbih. Tetapi bila anda lalu mencari selembar selimut dan menyelimuti
tubuh anda dengannya, tentulah pengaruh udara yang dingin itu akan hilang. Atau
seandainya anda merasa haus dan anda berteriak sepanjang-hari, “Air, air!", maka anda
akan tetap saja merasa haus. Tetapi bila anda mengambil segelas air dan meminumnya,
tentu rasa haus itu akan hilang. Atau, contoh yang lain lagi, seandainya anda menderita
sakit demam dan untuk mengubatinya anda hanya menyebut-nyebut nama bermacam-
macam tumbuh-tumbuhan yang biasanya direbus dan airnya diminum untuk
menyembuhkan sakit demam;dengan cara ini jelas anda tidak akan boleh sembuh. Tetapi
bila anda benar-benar merebus tumbuh-tumbuhan tersebut dan meminum airnya, tentulah
demam anda akan hilang, Nah, seperti inilah kedudukan kalimat syahadat itu.
Mengucapkan kalimat itu dimulut saja, tidak akan dapat menimbulkan perubahan yang
demikian besar, yang mampu mengubah seorang kafir menjadi seorang Muslim, atau
seorang yang kotor menjadi seorang yang suci, atau seorang yang terkutuk menjadi
seorang yang tercinta, atau calon penghuni neraka menjadi calon penghuni syurga.
Perubahan seperti itu hanya mungkin terjadi bila anda lebih dahulu memahami makna
kata-kata dalam kalimat tersebut dan melekatkannya dalam fikiran anda. Lalu bila anda
mengucapkan kalimat tersebut dan telah memahami artinya, anda juga harus menyadari
benar-benar bahwa dengan mengucapkannya anda telah membuat komitmen yang
sangat besar di hadapan Allah dan seluruh dunia, dan memikul tanggungjawab yang
besar di atas bahu anda. Dan setelah memahami pengartian pemyataan anda itu, maka
pemahaman itu harus menguasai seluruh hidup anda. Dengan demikian, anda tidak akan
membiarkin satu ide pun yang bertentangan dengan kalimat ini memasuki fikiran anda.
Lalu anda harus memutuskan untuk seterusnya bahwa, apa pun yang bertentangan
dengan kalimat ini adalah bathil, dan hanya yang sesuai dengan kalimat ini sajalah
yang benar. Selanjutnya, kalimat ini harus menguasai seluruh persoalan hidup anda.
Setelah mengucapkan kalimat ini anda tidak boleh lagi bebas untuk melakukan apa saja
yang anda sukai, seperti orang-orang kafir. Setelah diikat oleh kalimat ini, anda harus
menuruti apa saja yang diperintahkannya dan menjauhi apa saja yang dilarangnya.
Bila seseorang mengucapkan dan mempercayai kalimat ini, dengan cara yang seperti di
atas, maka orang tersebut menjadi seorang Muslim yang sejati. Hanya dengan melalui
proses yang demikian itulah boleh terjadi perbedaan besar antara manusia yang. satu
dengan manusia yang lain, seperti yang tadi saya ceritakan kepada anda.

Wednesday 30 May 2012

MAKNA KALIMAH THAYYIBAH

Saudara-saudara sesama Muslim,

         Kita semua tahu bahwa seseorang sah menjadi Muslim dengan membaca satu rangkaian kalimat, yang sangat rumit dan hanya terdiri dari beberapa kata saja, yakni: La ilaha illallah, Muhammadur Rasulullah, Tidak ada Tuhan selain Allah, Muhammad Utusan Allah.

         Dengan mengucapkan kata-kata yang disebut kalimat syahadat ini, seseorang mengalami perubahan yang besar dalam dirinya. Dari seorang kafir ia berubah menjadi seorang Muslim. Sebelum membaca kalimat itu, ia adalah seorang yang kotor, tetapi setelah mengucapkannya ia telah menjadi seorang yang suci. Dari seorang yang patut mendapat murka Allah, ia berubah menjadi orang yang dicintai Allah. Sebelumnya ia dicatat untuk masuk neraka, tetapi sekarang pintu syurga terbuka baginya. Tidak sampai di sini saja: Karena kalimat syahadat ini, terjadilah perubahan besar dalam hubungan antara manusia dengan manusia. Mereka yang membaca kalimat ini bersatu-teguh dalam satu kelompok, sedang mereka yang menolaknya terkumpul dalam kelompok yang lain. Bila seorang ayah membaca kalimat tersebut sedangkan anaknya menolak untuk membacanya, terputuslah hubungan antara keduanya. Sang ayah bukan lagi ayah dari sang anak itu, dan sebaliknya sang anak bukan lagi anak dari sang ayah. Sang anak tidak lagi berhak untuk mewarisi harta sang ayah. Bahkan ibu dan saudara perempuannya juga akan mengenakan hijab dan menjauhkan diri daripadanya. Bila seorang, orang luar yang percaya kalimat syahadat, menikah dengan seorang puteri dari keluarga Muslim, ia dan anaknya mempunyai hak untuk mewarisi harta keluarga tersebut. Tetapi sebalikrya, seorang anak yang lahir dalam keluarga Muslim tetapi tidak mau percaya kepada kalimat tersebut akan terputus semua hubungannya dengan keluarganva. menunjukkan bahwa kalimat syahadat tersebut adalah suatu fenomena yang dapat mempertalikan hubungan antara seseorang dengan seorang yang lain yang sebelumnya tidak saling mengenal, dan memutuskan hubungan antara seseorang dengan sanak keluarganya. Kekuatan kalimat ini demikian besar hingga mampu mengalahkan kuatnya hubungan darah dan kekeluargaan.

Monday 14 May 2012

MAKNA ISLAM

Islam bermakna Kepatuhan dan kesungguhan menjalankan kewajiban kepada Allah. Islam bermakna memasrahkan diri kepada Allah. Islam bermakna mengorbankan kebebasan dan kemerdekaan diri sendiri demi Allah. Islam bermakna menyerahkan diri di bawah kekuasaan kerajaan dan kedaulatan Allah. Seseorang yang mempercayakan segala urusannya kepada Allah adalah seorang Muslim, dan seorang yang mempercayakan urusan-urusannya kepada dirinya sendiri atau kepada siapapun selain Allah bukanlah seorang Muslim.   


Mempercayakan segala urusan kepada Allah berarti menerima bimbingan Allah yang diberikan melalui Kitab SuciNya dan bimbingan yang diberikan oleh RasulNya, dengan tidak mengajukan keberatan sedikit pun kepada keduanya. Selanjutnya hanya al-Qur'an dan Sunnah Rasul sajalah yang harus diikuti dalam setiap masalah kehidupan. Sekali lagi yang dapat dinamakan seorang Muslim hanyalah orang yang rela mengetepikan pemikirannya sendiri, adat kebiasaan masyarakat dan dunia serta nasihat-nasihat dari orang lain, selain nasihat dari Allah dan RasulNya. Seorang Muslim adalah orang yang dalam setiap persoalan selalu merujuk dengan Kitab Allah dan kata-kata RasulNya, untuk mengetahui apa yang harus ia lakukan dan apa yang tidak boleh ia lakukan. Seorang Muslim adalah orang yang mau menerima tanpa ragu-ragu sedikit pun petunjuk apa saja yang didapatnya dari Allah dan RasulNya, dan menolak apa pun yang dilihatnya bertentangan dengan petunjuk Allah dan RasulNya, karena ia telah mempercayakan dirinya sepenuhnya kepada Allah. Dan tindakan mempercayakan diri sepenuhnya kepada Allah inilah yang menjadikan seseorang dapat disebut seorang Muslim. Sebaliknya, seseorang tidaklah dapat dinamakan seorang Muslim bila ia tidak bergantung pada al-Qur'an dan Sunnah Rasul, tetapi melaksanakan apa yang dikatakan oleh fikirannya sendiri, atau mengikuti apa yang diperbuat oleh nenek moyangnya, atau menyesuaikan diri dengan apa yang dilakukan oleh masyarakat sekitarnya dan oleh orang-orang di dunia pada umumnya, tanpa mencari petunjuk dalam al-Qur'an dan Sunnah tentang bagaimana menangani urusan-urusannya, atau bila ia tahu apa yang diajarkan oleh al-Qur'an dan Sunnah tetapi ia berkeberatan untuk menurutinya dengan mengatakan: "Ah, ini tidak sesuai dengan akal fikiran saya, karena itu saya tidak boleh menerimanya", atau " Karena ajaran al-Our'an dan Sunnah ini bertentangan dengan ajaran nenek moyang saya, maka saya tidak akan mengikutinya", atau " Karena masyarakat dan orang-orang di seluruh dunia tidak menyetujui ajaran al-Qur'an dan Sunnah, maka saya juga tidak akan menyetujuinya". Orang yang berpandangan seperti ini tidak dapat dinamakan seorang Muslim, dan bila ia menyatakan bahwa dirinya adalah seorang Muslim, ia hanyalah seorang pendusta.

Saturday 12 May 2012

AKIBAT PERLAKUAN YANG ZALIM TERHADAP, KITAB ALLAH

Saudara-saudara;

Bila kita merenungkan semua kenyataan itu, hati anda akan membenarkan bahwa sekarang ini Kitab Allah sedang mengalami perlakuan yang zalim di dunia ini, dan pelaku-pelakunya adalah orang-orang yang menyatakan dirinya sendiri beriman kepadanya dan bersedia mati untuk membelanya. Tidak syak lagi mereka memang, beriman kepadanya dan menganggapnya lebih berharga daripada hidup mereka sendiri; tetapi sayangnya mereka sendirilah yang memperlakukannya dengan perlakuan yang paling zalim. Dan akibat perlakuan yang zalim terhadap Kitab Allah ini jelas kelihatan! Hendaklah kita fahami sebenar-benarnya bahwa, Kitab Allah tidaklah diturunkan kepada manusia untuk menjerumuskannya ke dalam jurang kecelakaan, kemalangan dan penderitaan.

"Kami tidak menurunkan al-Qur'an ini kepadamu agar kamu menjadi susah, tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah). (Al-Qur'an, Thaha, 20:2-3)

Al-Qur'an adalah sumber kebahagiaan dan nasib baik, bukannya sumber kejahatan dan kesengsaraan. Tidak mungkin suatu umat yang memiliki Wahyu Allah hidup dalam penderitaan di dunia ini, diperbudak, diinjak-injak dan ditendang oleh orang lain, dicengkam tengkuknya dan dicucuk hidungnya dan dicampak ke arah mana saja yang disukai orang lain tersebut. Suatu umat hanya akan menemui nasib seperti ini bila mereka memperlakukan Kitab Allah secara zalim. Nasib Bani Israil terpampang dihadapan anda. Taurat dan Injil diturunkan kepada mereka dan dikatakan:

“Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat dan Injildan al-Qur'an, yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya, nescaya mereka akan mendapat makanan dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka". (Al-Qur'an, al-Maidah, 5:66)

Tetapi mereka memperlakukan Kitab-kitab Allah tersebut dengan cara yang zalim dan mereka memperoleh balasan perbuatan itu:

“...Lalu ditimpakanlah kepada mereka nista dan kehinaan, serta mereka mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Demikian itu (terjadi) karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas".(Al-Qur'an, al-Baqarah, 2:61)



Karena itu apabila suatu umat memiliki Kitab Allah, namun mereka hidup dalam kehinaan dan diperbudak oleh orang-orang lain, maka anda boleh memastikan bahwa hal itu adalah karena mereka memperlakukan Kitab Allah dengan cara yang zalim, dan apa yang mereka alami itu adalah hukuman atas perbuatan mereka itu. Tidak ada jalan lain untuk menyelamatkan diri dari murka Allah, selain menghentikan kezaliman tersebut dan memperlakukan Kitab Allah dengan semestinya. Bila anda semua tidak berhenti dari berbuat dosa yang besar ini, maka hidup anda tidak akan berubah meskipun anda mendirikan berbagai perguruan tinggi di setiap desa dan anak-anak anda semua menjadi sarjana, dan anda, seperti orang-orang Yahudi, menjadi jutawan-jutawan dengan jalan riba.

Thursday 10 May 2012

MEMAHAMI ISI AL-QURAN DAN MENURUTINYA ADALAH WAJIB

 Seandainya anda melihat orang yang sedang sakit membuka buku tentang pengobatandan mengira bahwa dengan membacanya ia akan dapat sembuh dari penyakitnya, maka apa yang dapat anda katakan tentang orang itu? Tentu anda akan mengatakan bahwa orang tersebut adalah orang yang kurang waras dan harus dikirim ke rumah sakit jiwa? Akan tetapi tidakkah anda sadar bahwa anda sendiri melakukan hal yang sama kepada buku yang dikirimkan oleh Doktor terpandai untuk menyembuhkan penyakit-penyakit anda? Anda hanya membacanya saja dan mengira bahwa dengan membacanya begitu saja, semua penyakit anda akan hilang. Anda mengira bahwa anda sudah cukup dengan membacanya saja tidak perlu untuk menuruti petunjuk-petunjuk yang terkandung di dalamnya, tidak pula penting untuk menghindari bahaya seperti yang dikatakannya. Maka, mengapa anda tidak memberikan penilaian yang sama kepada diri anda sendiri seperti yang anda berikan kepada orang yang mengira bahwa dengan membaca buku pengobatan saja adalah cukup untuk menyembuhkan penyakit? 

Kalau anda menerima surat dalam bahasa yang tidak difahami, tentu anda mencari orang yang mengerti bahasa tersebut untuk mengetahui isinya. Anda tidak merasa tenang sebelum anda mengetahui isi surat tersebut. Begitulah yang anda lakukan terhadap surat-surat dagang yang mungkin akan memberikan keuntungan yang sedikit bagi anda. Akan tetapi surat yang dikirimkan oleh Penguasa dunia kepada anda yang menerangkan semua keuntungan anda di lapangan din, yang berkaitan kehidupan duniawi, anda biarkan begitu saja tanpa mencoba untuk memahami isinya. Anda tidak memperlihatkan keinginan untuk mengetahui isinya. Tidakkah ini suatu hal yang mengherankan?

Saturday 5 May 2012

PERLAKUAN KITA TERHADAP AL-QU'RAN



Saudara-saudara sesama Muslim!

Umat Islam adalah satu-satunya umat yang paling beruntung di dunia sekarang ini
karena mereka memiliki Wahyu Allah yang terpelihara dalam keadaan utuh dan dalam
bentuknya yang asli, bebas dari kekotoran campur-tangan manusia. Setiap kata-kata
yang ada di dalamnya masih persis sama dengan ketika ia diturunkan kepada Rasulullah
saw. Namun umat Islam ini juga adalah orang-orang yang paling malang di dunia ini,
karena, walaupun mereka memiliki Wahyu Allah tetapi mereka tidak dapat memperoleh
berkat dan manfaat wahyu tersebut, yang sebenarnya tidak terhitung banyaknya itu. Al-
Qur'an diturunkan Allah kepada mereka agar mereka membacanya, memahami isinya dan berbuat menurut petunjuknya. Dan dengan pertolongan Kitab ini, mereka disuruh untuk menegakkan pemerintahan di muka bumi Allah ini yang berfungsi sesuai dengan hukum Allah. Al-Qur'an datang untuk memberikan kepada mereka kebesaran dan kekuasaan. la datang untuk menjadikan mereka Wakil Allah yang sejati di bumi ini. Dan sejarah telah membuktikan bahwa bila mana mereka (umat Islam) berbuat menurut petunjuk-petunjuk yang terkandung dalam Kitab ini, maka Kitab ini akan memperlihatkan kemampuannya untuk menjadikan mereka imam dan pemimpin dunia. Tetapi sekarang, kegunaan al-Qur'an bagi mereka hanyalah untuk disimpan di rumah untuk mengusir jin-jin dan hantu-hantu. Mereka menuliskan ayat-ayat al-Qur'an pada lembaran-lembaran kertas lalu menggantungkannya pada leher mereka, atau mencelupkannya ke dalam air dan kemudian meminum airnya, dan mereka membaca ayat-ayat al-Qur'an tersebut tanpa memahami artinya, namun mereka mengharapkan untuk dapat memperoleh sesuatu berkat daripadanya. Mereka tidak lagi mencari petunjuk daripadanya untuk mengatur masalah-masalah kehidupan mereka. Mereka tidak lagi menjadikan al-Qur'an sebagai partimbangan untuk mengetahui apa yang harus mereka percayai, apa saja, yang harus mereka kerjakan, dan bagaimana mereka harus melakukan transaksi-transaksi. Mereka menjauhi al-Qur'an dalam menentukan hukum-hukum apa yang harus mereka ikuti dalam mengikat tali persahabatan dan membuat permusuhan, hak-hak apa yang dimiliki sesama manusia atas diri mereka dan juga hak-hak mereka sendiri atas sesama manusia. Mereka menjauhi al-Our'an dalam menentukan apa yang benar dan apa yang salah, siapa yang harus dipatuhi perintahnya dan siapa pula yang harus ditentang perintahnya, dengan siapa mereka harus memelihara hubungan dan dengan siapa tidak, siapa teman mereka dan siapa musuh mereka, di mana letak kehormatan, kesejahteraan dan keberuntungan mereka, dan di mana letak kehinaan, kegagalan dan kerugian mereka? Kaum Muslimin tidak lagi memeriksa masalah-masalah ini dengan al-Qur'an. Mereka sekarang meminta petunjuk tentang masalah-masalah tersebut kepada orang-orang kafir, orang-orang musyrik, orang-orang yang sesat dan hanya mementingkan diri sendiri, kepada suara-suara iblis yang ada dalam diri mereka sendiri, dan mereka mengikuti apa saja yang dikatakan oleh unsur-unsur tersebut. Karena itu mereka ditimpa bencana yang pasti akan
datang, menimpa siapa saja yang melupakan Allah dan yang mengikuti petunjuk
selain dari petunjukNya. Bencana itu menimpa mereka sekarang di India, Cina, Palestin,
Syria, Algeria, Maghribi dan di negeri-negeri lainnya. Akan halnya, al-Qur’an sendiri, ia
adalah sumber kebaikan yang paling besar. Al-Qur'an mampu memberikan kepada anda
manfaat apa pun yang anda inginkan dan sebanyak apa pun yang anda mau. Kalau dari
al-Qur'an, yang anda cari hanya manfaat yang kecil dan remeh, seperti untuk mengusir
jin dan hantu-hantu, obat untuk orang sakit batuk dan demam, kemenangan dalam
pengadilan dan kejayaan dalam mencari kerja, maka yang anda peroleh, memang, hanya
hal-hal kecil itu saja. Bila yang anda cari hanya kekuasaan di atas dunia dan
penguasaan terhadap alam semesta, maka anda juga akan memperolehnya. Dan kalau
anda menginginkan untuk mencapai puncak kebesaran rohani, al-Qur'an juga akan
membawa anda ke sana. Ini hanyalah soal kemampuan anda untuk mengambil manfaat
daripadanya. Al-Qur'an adalah bagaikan lautan anda hanya mengambil dua tetes air
daripadanya, padahal, sebenarnya ia mampu memberikan air sebanyak lautan itu sendiri.

Saudara-saudara!
Apa yang diperbuat saudara-saudara kita sesama Muslim terhadap Kitab-Suci Allah
adalah sangat bodoh dan patut ditertawakan. Seandainya mereka (saudara-saudara kita
sesama Muslim) melihat orang lain berbuat seperti itu terhadap sesuatu yang lain, pasti
mereka akan mentertawakannya dan menganggapnya sebagai orang gila. Sekiranya ada
orang yang menerima resep dari seorang dokter, lalu resep itu dibungkusnya
dengan kain dan digantungkannya di lehernya, atau dicelupkannya ke dalam air dan air
itu diminumnya, apa yang akan anda katakan? Tidakkah anda akan mentertawakan dan
mengatakan orang itu sebagai orang yang bodoh? Lihatlah, sekarang ini di depan mata
anda semua perbuatan seperti ini sedang dilakukan terhadap resep yang paling
berkesan dan tidak ternilai harganya, yang ditulis oleh doktor yang paling besar dari
semua doktor, yang dimaksudkan untuk menyembuhkan semua penyakit anda. Namun
tidak seorang pun yang tertawa melihat perbuatan ini! Tidak seorang pun mencoba
mengerti bahwa sebuah resep bukanlah untuk digantungkan di leher atau
dicelupkan ke dalam air lalu diminum, tetapi untuk menggunakan obat dengan cara
seperti yang-ditunjukkan dalam resep itu.

Wednesday 2 May 2012

KEMAUAN UNTUK MEMPEROLEH PENGETAHUAN

Dalam uraian saya yang telah lalu saya telah mengatakan kepada anda bahwa untuk menjadi seorang Muslim yang sejati, syarat yang pertama-tama bagi seseorang adalah pengetahuan tentang Islam. Setiap Muslim harus mengetahui apa yang diajarkan oleh al-Qur'an, sistem kehidupan apa yang diikuti oleh Rasulullah, apa makna Islam, dan hal-hal apa sebenarnya yang membedakan Islam dari kufur. Tidak seorang pun yang lazimnya menjadi seorang Muslim tanpa mengetahui hal-hal ini. Tetapi sayang sekali bahwa anda semua tampaknya tidak ghairah untuk memperoleh pengetahuan tersebut. Ini menunjukkan bahwa anda semua masih belum menyadari betapa besar karunia yang terlepas dari tangan anda. Saudara-saudara! Seorang ibu tidak akan memberikan air susunya kepada anaknya sebelum si anak menangis minta disusukan. Kalau seorang manusia merasa haus, dia sendiri harus mencari air dan Tuhan pun sudah menyediakan air itu. Bila anda sendiri tidak merasa haus, tidak akan ada gunanya sebuah sumber air yang memancar di hadapan anda. Jadi anda harus menyadari terlebih dahulu betapa besar kerugian anda dengan tidak memahami din. Kitab Suci Allah ada beserta anda, tetapi anda tidak tahu apa yang tertulis di dalamnya. Kerugian apa yang lebih besar daripada ini? Anda bahkan tidak mengetahui makna kalimah syabadah yang dengan membacanya anda menjadi seorang Muslim; tidak pula anda mengetahui tanggungjawab apa yang terpikul di atas bahu anda setelah anda membaca kalimah tersebut. Adakah kerugian yang lebih besar bagi seorang Muslim selain daripada ini? Anda tahu besarnya kerugian anda bila padi di sawah anda terbakar; anda tahu sengsaranya orang yang tidak punya pekerjaan; anda boleh merasakan sedihnya kehilangan harta benda. Tetapi anda tidak tahu betapa ruginya orang yang tidak tahu tentang ajaran Islam. Kalau anda menyadari kerugian ini, maka anda akan berusaha sendiri untuk menebus kerugian ini. Dan bila anda sendiri mau berusaha, maka Insya Allah, Allah akan. memberikan jalan bagi anda untuk memperoleh kembali harta anda yang telah hilang itu, dan Allah menyelamatkan anda dari kerugian yang besar ini.







Tuesday 1 May 2012

MASALAH YANG HARUS KITA RENUNGKAN DENGAN MENDALAM

Saudara-saudara yang tercinta! Janganlah saudara-saudara mengira bahwa saya mau men'cap' orang-orang Muslim sebagai orang-orang kafir. Tidak, bukan begitu maksud saya. Saya hanya mengajak saudara-saudara untuk berfikir dan merenungkan mengapa kita semua tidak memperoleh rahmat Allah. Mengapa kita menjadi korban bencana dari segala penjuru? Mengapa mereka yang kita sebut orang-orang kafir, yakni hamba-hamba Allah yang membangkang kepadaNya, di mana-mana menguasai kita? Dan mengapa kita, yang menyatakan diri sebagai hamba-hambaNya yang patuh, diperbudak orang di mana-mana? Semakin saya merenungkan sebab dari situasi ini, semakin saya merasa yakin bahwa satu-satunya perbedaan yang tinggal antara kita dengan orang-orang kafir sekarang ini hanyalah perbedaan dalam nama saja, sedangkan kita sama lupanya kepada Allah dengan mereka, sama tidak takutnya kepadaNya, dan sama pula pembangkangnya dengan mereka, orang-orang kafir. Tentu saja ada perbedaan sedikit antara kita dan mereka, tetapi perbedaan ini demikian kecil dan tidak berarti apa-apa.  Justeru perbedaan itu membuat kita semakin patut memperoleh hukuman dari Allah, karena kita tahu bahwa al-Qur'an adalah Kitab Allah tetapi kita memperlakukannya seperti perlakuan yang diberikan orang-orang kafir kepadanya. Kita tahu bahwa Muhammad saw adalah Utusan Allah, tetapi kita, seperti halnya orang-orang kafir, takut untuk mengikutinya. Kita tahu bahwa Allah mengutuk para pembohong dan telah menyatakan dengan tegas bahwa tempat tinggal orang-orang yang merasuah dan yang menerima rasuah adalah neraka. Dia telah menyatakan bahwa para pengambil dan para pemberi riba adalah penjahat-penjahat yang paling keji. Dia telah mengatakan bahwa membicarakan orang lain adalah seperti memakan daging saudara sendiri yang telah mati. Dia telah memperingatkan bahwa kata-kata dan perbuatan-perbuatan yang kotor, kebiadapan dan perbuatan-perbuatan yang cabul akan dihukum dengan hukuman yang pedih. Tetapi walaupun kita mengerti itu semua, namun kita melakukannya dengan bebas seperti orang-orang kafir, seolah-olah kita sama sekali tidak takut kepada Allah. Inilah sebabnya mengapa kita tidak memperoleh rahmat, karena kita tampaknya saja adalah orang-orang Muslim, tetapi sebenarnya kelakuan kita sama saja dengan orang-orang kafir. Kenyataan bahwa orang-orang kafir menguasai dan memerintah kita, dan kehinaan kita di tangan mereka pada setiap peristiwa, adalah bentuk hukuman atas kejahatan kita yang telah tidak menghargai nikmat karunia Islam yang telah dilimpahkan kepada kita.