Saturday 2 June 2012

MAKNA KALIMAH THAYIBAH

MENGAPA TIMBUL PERBEDAAN YANG BESAR?

       Marilah kita fikirkan sejenak, mengapa terjadi perbedaan yang demikian besar antara
seorang manusia dan manusia yang lain? Ada apa dalam kalimat tersebut? Sekilas,
kalimat syahadat itu tampaknya hanyalah sebuah kalimat yang terdiri dari huruf-huruf
seperti K, A, L, I, dan beberapa huruf yang lain lagi. Bila huruf-huruf itu digabungkan
bersama-sama dan diucapkan dengan mulut, dapatkah terjadi suatu keajaiban yang dapat
menimbulkan perubahan yang demikian radikal dalam diri seseorang ? Dapatkah hal
yang demikian kecil menimbulkan perbedaan, seperti langit dan bumi, antara seorang
manusia dengan manusia yang lain? Saudara saudara! Dengan sedikit pengartian saja,
anda akan dapat mengatakan sendiri bahwa cuma sekadar membuka mulut dan
mengucapkan beberapa suku-kata saja, tidak mungkin dapat menimbulkan akibat yang
demikian besar. Tidak syak lagi, orang-orang kafir, penyembah berhala, memang
percaya bahwa dengan mengucapkan suatu mantera saja sebuah gunung akan mampu
digerakkan, bumi dapat terbelah dan air boleh memancar keluar, meski tidak seorang pun
yang memahami arti mantera tersebut. Hal ini disebabakan mereka percaya bahwa
kekuatan mantera tersebut terletak dalam bunyi kata-katanya saja, hingga begitu
mantera diucapkan, terjadilah keajaiban. Namun tidaklah demikian halnya dalam Islam.
Dalam Islam hal yang utama dalam sebuah kalimat yang diucapkan adalah maknanya.
Pengaruh kata-kata terletak dalam artinya. Bila kata-kata tidak punya arti dan tidak
meresap dalam hati, dan tidak menimbulkan pengaruh yang kuat yang boleh
menimbulkan perubahan dalam fikiran, akhlak dan perbuatan orang yang
mengucapkannya, maka sekedar mengucapkannya saja sama-sekali tidak akan ada
faedahnya.
        Saya akan menerangkan masalah ini dengan sebuah contoh yang sederhana.
Seandainya anda sedang menggigil karena udara yang dingin dan anda lalu meneriakkan
kata-kata,"Kain! Selimut! Kain! Selimut! " maka kedinginan udara yang anda rasakan
tidak akan berkurang meskipun anda meneriakkan kata-.kata itu sejuta kali dengan
menghitung tasbih. Tetapi bila anda lalu mencari selembar selimut dan menyelimuti
tubuh anda dengannya, tentulah pengaruh udara yang dingin itu akan hilang. Atau
seandainya anda merasa haus dan anda berteriak sepanjang-hari, “Air, air!", maka anda
akan tetap saja merasa haus. Tetapi bila anda mengambil segelas air dan meminumnya,
tentu rasa haus itu akan hilang. Atau, contoh yang lain lagi, seandainya anda menderita
sakit demam dan untuk mengubatinya anda hanya menyebut-nyebut nama bermacam-
macam tumbuh-tumbuhan yang biasanya direbus dan airnya diminum untuk
menyembuhkan sakit demam;dengan cara ini jelas anda tidak akan boleh sembuh. Tetapi
bila anda benar-benar merebus tumbuh-tumbuhan tersebut dan meminum airnya, tentulah
demam anda akan hilang, Nah, seperti inilah kedudukan kalimat syahadat itu.
Mengucapkan kalimat itu dimulut saja, tidak akan dapat menimbulkan perubahan yang
demikian besar, yang mampu mengubah seorang kafir menjadi seorang Muslim, atau
seorang yang kotor menjadi seorang yang suci, atau seorang yang terkutuk menjadi
seorang yang tercinta, atau calon penghuni neraka menjadi calon penghuni syurga.
Perubahan seperti itu hanya mungkin terjadi bila anda lebih dahulu memahami makna
kata-kata dalam kalimat tersebut dan melekatkannya dalam fikiran anda. Lalu bila anda
mengucapkan kalimat tersebut dan telah memahami artinya, anda juga harus menyadari
benar-benar bahwa dengan mengucapkannya anda telah membuat komitmen yang
sangat besar di hadapan Allah dan seluruh dunia, dan memikul tanggungjawab yang
besar di atas bahu anda. Dan setelah memahami pengartian pemyataan anda itu, maka
pemahaman itu harus menguasai seluruh hidup anda. Dengan demikian, anda tidak akan
membiarkin satu ide pun yang bertentangan dengan kalimat ini memasuki fikiran anda.
Lalu anda harus memutuskan untuk seterusnya bahwa, apa pun yang bertentangan
dengan kalimat ini adalah bathil, dan hanya yang sesuai dengan kalimat ini sajalah
yang benar. Selanjutnya, kalimat ini harus menguasai seluruh persoalan hidup anda.
Setelah mengucapkan kalimat ini anda tidak boleh lagi bebas untuk melakukan apa saja
yang anda sukai, seperti orang-orang kafir. Setelah diikat oleh kalimat ini, anda harus
menuruti apa saja yang diperintahkannya dan menjauhi apa saja yang dilarangnya.
Bila seseorang mengucapkan dan mempercayai kalimat ini, dengan cara yang seperti di
atas, maka orang tersebut menjadi seorang Muslim yang sejati. Hanya dengan melalui
proses yang demikian itulah boleh terjadi perbedaan besar antara manusia yang. satu
dengan manusia yang lain, seperti yang tadi saya ceritakan kepada anda.

No comments:

Post a Comment