Tuesday 26 November 2013

Hikmah Kemenangan Thalut

Maka tatkala Thalut keluar membawa tentaranya, ia berkata: "Sesungguhnya
Allah akan menguji kamu dengan suatu sungai. Maka siapa di antara kamu
meminum airnya, bukanlah ia pengikutku. Dan barang siapa tiada meminumnya,
kecuali menceduk seceduk tangan, maka ia adalah pengikutku." Kemudian
mereka meminumnya kecuali beberapa orang di antara mereka. Maka tatkala
Thalut dan orang-orang yang beriman bersama dia telah menyeberangi sungai
itu, orang-orang yang telah minum berkata: "Tak ada kesanggupan kami pada
hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya." Orang-orang yang meyakini bahwa
mereka akan menemui Allah berkata: "Berapa banyak terjadi golongan yang
sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah
beserta orang-orang yang sabar." (QS Al Baqarah:249)

Dr. Ahzami S. Jazuli dalam menafsirkan ayat ini menekankan akan pentingnya
ujian lapangan bagi pengembangan diri. Beliau melanjutkan, di antara
keistimewaan Islam adalah adanya sinkronisasi antara mitsali dan waqii (antara
idealita dengan realita). Penyebab kemenangan pasukan Thalut lainnya ialah,
karena yang ada dalam benak pengikut Thalut yang minoritas ketika mereka
berperang: tujuan mereka adalah bertemu dengan Allah SWT. Menurut Dr.
Ahzami, mereka paham bahwa kemenangan bisa diraih hanya semata-mata atas
ijin Allah, bukan kepiawaian berperang. Kemudian beliau menambahkan,
kesabaran adalah syarat mutlak untuk mendapatkan kemenangan.

Penafsiran Dr. Ahzami sangat selaras seperti apa yang seperti penafsiran
Sayyid Quthb dalam tafsirnya Fi Zhilalil Quran, Sayyid mengatakan:
Kekuatan yang tersimpan (tersedia) di dalam jiwa itu tidak lain adalah iradah
(kemauan, tekad, kehendak), yaitu iradah yang dapat mengendalikan syahwat
dan keinginan, yang tegar menghadapi kesulitan dan penderitaan, yang mampu
mengungguli semua kebutuhan dan keperluan, yang lebih mengutamakan
ketaatan dan mengemban tugas-tugas dan tanggung jawabnya sehingga mampu
melewati ujian demi ujian.

Selanjutnya Sayyid Quthb mengatakan bahwa tentara yang diperlukan itu bukan
sekedar jumlahnya besar, tetapi haruslah dengan hati yang kokoh, kemauan
yang mantap, iman yang teguh, dan konsisten di atas jalan yang lurus. Itulah
yang menjadi bekal bagi Thalut beserta pasukannya dalam mengalahkan Jalut
dan tentaranya.

Kalau begitu, kita tidak usah mundur sedikit pun untuk meraih sukses yang
besar, meski sumber daya kita terbatas. Mungkin modal materi kita kurang.
Mungkin kita tidak memiliki karyawan profesional. Mungkin kita kurang memiliki
ilmu yang memadai, tetapi seperti pasukan Thalut, meskipun dengan segala
keterbatasan bisa memenangkan pertempuran jika bermodalkan hati yang
kokoh, kemauan yang mantap, iman yang teguh, serta konsisten dijalan yang
lurus.

No comments:

Post a Comment