Wednesday 4 December 2013

Bagimu apa yang kamu usahakan

Itu adalah umat yang lalu; baginya apa yang telah diusahakannya dan bagimu
apa yang sudah kamu usahakan, dan kamu tidak akan diminta pertanggungan
jawab tentang apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Al Baqarah:134)

Mungkin orang tua kita hebat, mungkin pendahulu kita hebat, tetapi yeng lebih
penting ialah sehebat apa diri kita. Mungkin kita bisa menikmati apa yang sudah
diperoleh oleh para pendahulu kita, tetapi jika kita hanya menikmati dan
membangga-banggakan hasil pendahulu kita, itu tidak ada artinya, karena yang
hebat bukan diri kita, tetapi pendahulu kita.

Kita tidak akan mendapatkan apa-apa atas yang dilakukan oleh pendahulu kita.
Pahala mereka bagi mereka, kita tidak akan kebagian kecuali kita memanfaatkan
apa yang telah diperoleh oleh pendahulu kita untuk tujuan yang baik. Kita boleh
memanfaatkan yang sudah ada sebagai pijakan perjuangan selanjutnya. Islam
menginginkan perbaikan secara terus menerus. Kita tidak bisa mengandalkan
pada apa yang sudah dicapai oleh pendahulu kita.

Atau, jika pun pendahulu kita tidak baik. Itu bukan alasan kita untuk mengikuti
jejak mereka. Apa yang mereka lakukan untuk mereka. Sekarang tinggal apa
yang akan kita lakukan dan untuk diri kita sendiri. Kita tidak akan diminta
pertanggung jawaban atas apa yang diperlakukan oleh mereka. Jadi apapun
yang dilakukan oleh pendahulu kita, baik atau buruk, kita harus tetap bertindak
untuk diri kita.

No comments:

Post a Comment