Monday 19 May 2014

KEPADA APA KAMI MENYERU MANUSIA (2)

TUJUAN ADALAH DASAR, PERBUATAN ADALAH BUAHNYA

Tujuan adalah dasar yang mendorong kita sepanjang perjalanan. Tapi karena tujuan itu masih samar bagi umat kita, maka adalah wajib bagi kami untuk menjelaskan dan membatasinya. Saya kira kami telah menjelaskan banyak hal. Kita telah sepakat bahwa tujuan kita adalah memimpin dunia, dan membimbing manusia kepada ajaran Islam yang syamil, di mana manusia tidak mungkin menemukan kebahagian kecuali bersamanya.

SUMBER-SUMBER TUJUAN KAMI

Itulah misi yang ingin disampaikan oleh Ikhwanul Muslimin kepada segenap, manusia; dan maksud yang mereka ingin agar umat Islam memahaminya dengan benar, untuk kemudian segera merealisasikannya dengan tekad yang bulat penuh gelora. Ikhwanul Muslimin tidak mengada-adakan itu dari diri mereka sendiri. Namun ia adalah misi yang setiap saat mengemuka pada tiap-tiap ayat Al-Qur'an; menampakkan diri dalam hadits-hadits Rasulullah saw.; terasakan dalam tindakan dan perilaku generasi pertama yang
merupakan panutan tertinggi dalam hal pemahaman dan pengamalan Islam. Bila kaum Muslimin bersedia menerima misi ini, maka itulah sesungguhnya manifestasi keimanan dan keIslaman yang benar. Tapi jika mereka merasa keberatan menerimanya, maka di antara kami dengan mereka ada Kitab Allah yang menjadi penentu hukum yang adil; apakah kebenaran itu ada pada kami ataukah pada mereka? Firman-Nya,

"Ya Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak (adil) dan
Engkaulah Pemberi keputusan yang sebaik-baiknya." (Al-A'raf: 89)

MEREKA BERTANYA

Ada banyak pertanyaan dari saudara-saudara kami yang kami cintai dengan sepenuh hati, kami wakafkan kepadanya segenap potensi kami, bahkan harta dan jiwa kami untuk kebaikan dunia dan akhirat mereka, kami melebur berikut harta dan jiwa kami dalam tujuan besar itu; semua demi membahagiakan umat dan saudara-saudara kami. Di jalan panjang itu kami lupakan segala kesenangan, bahkan terkadang untuk anak-anak kami sendiri sekalipun. Saya berharap bahwa mereka yang bertanya-tanya itu suatu saat akan mengetahui betapa kesungguhan pemuda-pemuda Ikhwanul Muslimin; mereka begadang ketika semua
orang tertidur lelap, mereka gelisah di saat semua orang lengah. Lihatlah, seorang dari mereka duduk bekerja, berijtihad, dan berpikir keras di kantornya sejak sore hingga larut malam. Dalam hari-hari di sepanjang bulan ia terus melakukan itu. Sampai ketika akhir bulan tiba, ia pun mengumpulkan pendapatannya untuk kemudian menginfakkannya bagi jamaah dan dakwahnya. Ia menjadikan hartanya sebagai sarana mencapai tujuan suci dakwah ini. Seakan-akan lisannya yang suci hendak berkata, kepada kaumnya yang tidak pernah mengetahui betapa besar pengorbanannya, "Tak ada ganjaran yang kuharap, dari kalian. Aku hanya mengharap pahala dari Allah." Dengan ini kami sama sekali tidak bermaksud mengekspos kebaikan itu kepada umat kami. Kami berlindung kepada Allah dari yang demikian. Kami adalah berasal dari mereka
dan ada untuk mereka. Pengorbanan ini adalah bagian dari pendekatan yang kami lakukan agar mereka berkenan menerima dakwah dan seruan kami.

DARI MANA SUMBER DANA ?

Saudara-saudara yang kami cintai itu yang memantau perkembangan Ikhwanul Muslimin secara teliti dan berkesinambungan bertanya, "Dari mana sumber dana yang kami pakai untuk dakwah yang telah meraih sukses demikian besar ini, sementara kondisi ekonomi sedang sulit dan jiwa-jiwa manusia sedang pelit?"
Saya senang untuk mengatakan kepada mereka bahwa dakwah-dakwah agama bertumpu pada iman dan aqidah, sebelum harta dan kekayaan dunia yang fana. Di mana ada seorang Mukmin yang benar, di situ akan selalu ditemukan seluruh sarana menuju sukses. Sebenarnya dana kami tidak terlalu banyak. Setiap anggota ikhwanul Muslimin selalu menyisihkan anggaran belanja keluarga untuk dakwah, dengan mengirit sesederhana mungkin dalam pemenuhan kebutuhan pokok bagi keluarga dan anakanaknya. Mereka melakukan itu dengan senang hati dan penuh kemurahan. Bahkan seseorang di antara mereka sering berharap untuk memiliki lebih banyak lagi harta, agar ia dapat menginfakkannya. di jalan Allah dengan lebih banyak pula. Dan jika seseorang diantara mereka tidak menemukan harta untuk diinfakkan, mereka akan berbalik dengan air mata bercucuran disebabkan kesedihan yang amat dalam karena tidak menemukan
sesuatu yang dapat mereka infakkan. Namun alhamdulillah, dengan dana yang sedikit, tapi dengan kebesaran iman dia telah menjadi sarana meraih kesuksesan bagi hamba-hamba Allah yang senantiasa beribadah dan bekerja dengan penuh kejujuran dan kesungguhan. Dan sesungguhnya Allah, Dzat yang memiliki segala sesuatu akan memberkahi satu Qirsy (mata uang Mesir) dari Qirsy-qirsy yang diinfakkan oleh anggota Ikhwanul Muslimin.

"Allah akan memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah." (Al-Baqarah: 276)

"Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan pahalanya." (Ar-Ruum: 39)

KAMI DAN POLITIK

Ada juga sementara kalangan yang mengatakan, "Ikhwanul Muslimin adalah dakwah politik, para pendukungnya pun terdiri dari para politikus, dan karenanya mereka tentu memiliki kepentingan lain di balik dakwahnya itu." Saya sendiri tidak tahu, sampai kapan umat kita akan saling menuduh dan berkubang dalam intrik-intrik serta meninggalkan keyakinan yang didukung oleh fakta untuk sebuah praduga yang lahir dari kecurigaan semata?

Wahai kaum kami, sungguh ketika kami menyeru kalian, ada Qur'an di tangan kanan kami dan Sunah di tangan kiri kami, serta jejak kaum salaf yang saleh dari putera-putera terbaik umat ini adalah panutan kami. Kami menyeru kalian kepada Islam, kepada ajaranajarannya dan kepada hukum-hukumnya. Jika seruan itu kalian anggap sebagai politik, maka itulah politik kami. Dan jika orang yang menyeru kalian kepada itu semua kalian katakan sebagai politikus, maka alhamdulillah kami adalah politikus yang paling ulung. Jika
kalian ingin menyebut itu sebagai politik, silakan memberi nama apa saja yang kalian suka. Sebab nama sama sekali tidak penting bagi kami, selama muatan dan tujuannya jelas.

Wahai kaum kami, janganlah hendaknya kata-kata menghalangi kalian dari melihat kebenaran, jangan pula nama menghijab kalian dari tujuan. jangan sampai kemasan (bungkus) menghijab kalian dari muatannya yang hakiki. jangan sampai itu semua terjadi. Sesungguhnya dalam Islam ada politik, namun politik yang padanya terletak kebahagiaan dunia dan akhirat. itulah politik kami. Kami tidak menginginkan pengganti apa pun selain itu, maka pimpinlah diri kalian dengan politik itu dan ajaklah orang lain melakukan yang serupa, niscaya kalian akan memperoleh kehormatan di akhirat. Dan suatu saat kalian pasti akan tahu tentang kebenaran kabar ini.

No comments:

Post a Comment