Tuesday 23 October 2018

APA SEBAB SHOLAT TIDAK MENDATANGKAN MANFAAT

Saudara-saudara sesama Muslim,

Mengapa bisa terjadi bahwa meskipun kita mengerjakan solat, namun hidup kita tidak menjadi lebih baik, akhlak kita tidak menjadi suci, kita tidak menjadi tentara Tuhan yang perkasa? Sebaliknya, orang-orang kafirlah yang menguasai kita, sedangkan kita semua berada dalam keadaan yang
sengsara dan menyedihkan. Mengapa bisa terjadi demikian?

Jawaban singkat terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah: pertama, kita pada umumnya tidak mengerjakan solat, kedua, bila kita mengerjakannya, kita tidak mengerjakannya menurut cara yang digariskan oleh Allah dan RasulNya. Karena itu kita tidak bisa mengharapkan manfaat-manfaat solat tersebut, yang bisa mengangkat derajat seorang yang beriman kepada derajat yang setinggi-tingginya. Tetapi saya tahu jawaban ini tidak akan memuaskan hati kita. Karena itu saya akan menjelaskan masalah ini secara agak terperinci kepada kita.

SEBUAH CONTOH: JAM

Kita tahu bahwa di dalam jam, yang tergantung pada tembok di depan kita itu, terdapat banyak bagian-bagian kecil yang saling berhubungan antara yang satu dengan yang lain. Apabila kita memutar kuncinya, maka seluruh bagian-bagian itu akan bekerja, dan bila bagian-bagian itu bekerja, maka hasil pekerjaan itu akan nampak pada piringan jam yang putih itu, yakni kedua jarumnya akan berjalan dan memperlihatkan setiap menit dan setiap detik yang berlalu. Sekarang, marilah kita amati
baik-baik. Tujuan dibuatnya jam itu adalah agar ia dapat menunjukkan waktu' yang tepat.

Dengan mengingat tujuan ini, dipasanglah di dalamnya semua bagian-bagian yang perlu untuk bisa menunjukkan waktu yang tepat. Bagian-bagian itu dihubungkan antara satu sama lain, sehmgga bisa bergerak serentak, dan setiap bagian melakukan gerakan khusus yang harus dilakukannya untuk menunjukkan waktu yang tepat. Selanjutnya, sistem pemuutaran dibuat agar bagian-bagian mesin tersebut tidak tinggal diam saja, Tetapi terus bergerak mengulang-ulang permutarannya. Jadi, apabila semua bagian dihubungkan dengan tepat dan kuncinya diputar, maka barulah jam itu akan memenuhi tujuan untuk apa ia dibuat. 

Apabila kita tidak memutar kuncinya, maka jam itu tidak akan menunjukkan waktu yang tepat. Apabila kita memutar kuncinya tetapi tidak menurut cara yang ditentukan oleh pembuatnya, maka jam itu pun tidak akan berputar, atau kalaupun ia berputar, ia tidak akan menunjukkan waktu yang tepat. Kalau kita membuang sebagian dari mesinnya lalu memutar kuncinya, maka usaha kita itu juga akan sia-sia juga. Kalau kita menggantikan sebagian dari mesinnya dengan bagian-bagian dari mesin jahit, lalu kita memutamya, maka jam itu pun tidak akan bisa menunjukkan waktu ataupun menjahit pakaian. 

Apabila kita menempatkan semua bagian-bagian mesin di dalamnya, Tetapi hubungan hubungannya kita lepaskan, maka tidak satu bagian pun yang akan bergerak, walaupun jam itu kita putar kuncinya berkali-kali. Soalnya, walaupun semua bagian mesin jam itu ada di dalamnya, namun kehadiran mereka di situ tidaklah memenuhi tujuan dibuatnya sebuah jam, karena kita telah mengacau-balaukan susunan mereka serta hubungan mereka satu sama lain, yang akibatnya mereka tidak bisa bergerak bersama-sama. Dalam hal ini, walaupun wujud jam dan tindakan memutar kunci itu tidak ada gunanya, namun seorang pemerhati yang berada di kejauhan tidak akan bisa mengatakan bahwa jam itu bukanlah jam atau bahwa kita tidak memutar kuncinya. Ia akan mengatakan bahwa bentuk benda yang ada di tangan kita itu memang adalah jam dan ia pasti mengira bahwa jam itu masih berguna. Sama halnya, apabila dari jauh ia melihat kita memutar kuncinya, maka ia akan menganggap kita memang berusaha sungguh-sungguh untuk membuat jam itu berfungsi sebagaimana mestinya. Namun bagaimana usaha itu bisa mendatangkan hasil, kalau jam itu sendiri hanya nampaknya saja masih berupa jam, padahal sebenarnya sudah kehilangan sifatnya?

TUJUAN DIBENTUKNYA UMMAT ISLAM

Dari contoh yang saya sebutkan di atas tadi, kita bisa memahami situasi dunia Islam sekarang ini. Kita bisa menilai Islam berdasarkan analogi jam tadi. Tujuan jam tadi diciptakan adalah untuk menunjukkan waktu yang tepat, maka sama halnya dengan jam tersebut, tujuan Islam adalah untuk menjadikan kaum Muslimin di dunia ini sebagai wakil Allah, sebagai saksi Tuhan terhadap ummat manusia, dan sebagai penjunjung panji-panji kebenaran di dunia ini. Kita sendiri harus mengikuti perintah-perintah Allah, memastikan berlakunya perintah-perintah tersebut kepada semua manusia dan membuat mereka tunduk kepada hukum Allah. Tujuan ini telah dinyatakan dengan jelas dalam al-Qur'an:

"Kamu adalah ummat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah..."(Al-Qur'an, Ali 'Imran, 3:110)

"Demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (ummat Islam), ummat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia..."(Al-Qur'an, al-Baqarah, 2:143)

"Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi..."
(Al-Qur'an, an-Nur, 24:55)

"Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata bagi Allah..." (Al-Qur'an, al-Anfal, 8:39)


AJARAN ISLAM SALING BERKAITAN SEPERTI BAGIAN-BAGIAN MESIN JAM


Dalam Islam, semua ajaran-ajaran seperti halnya bagian-bagian mesin jam telah digabungkan sedemikian rupa sesuai dengan keperluan yang semestinya, demi untuk mencapai tujuan pembentukan ummat Islam. Kepercayaan terhadap agama, prinsip prinsip moral, peraturan-peraturan untuk urusan keduniaan, hak-hak Allah, hak-hak manusia, hak-hak perseorangan, hak-hak segala sesuatu di dunia, peraturan-peraturan mencari penghidupan dan membelanjakan harta, hukum perang dan damai, undang-undang pemerintahan dan cara mematuhi pemerintah Islam semua ini adalah sama dengan bagian-bagian dari suatu jam yang saling berkaitan satu sama lain dalam suatu rangkaian yang padu, sehingga begitu kunci diputar, maka setiap bagian akan berputar dan menjalankan fungsinya masing-masing. Dan hasilnya, kekuasaan ummat Islam dan hukum Tuhan akan tertegak di atas dunia ini, dan akan hidup terus-menerus menampakkan dirinya, sebagaimana hasil putaran kunci pada sebuah jam. Untuk memasang sebuah jam dari pelbagai bagian komponen yang berbeda-beda itu, diperlukan beberapa mur dan baud serta potongan-potongan logam yang kecil. Demikian pula halnya Islam, Islam harus memasang komponen itu menurut urutan dan susunan yang tepat, yang dinamakan nizam al-jama’ah. Di kalangan ummat Islam harus ada seorang pemimpin yang mempunyai pengetahuan yang tepat tentang Islam, memiliki kesalehan yang tinggi serta otak yang cemerlang, dan seluruh ummat harus bersama-sama membantu dan mentaati perintahnya.

Dengan kekuatan Seluruh ummat, ia harus memastikan berlakunya hukum-hukum Islam dan mencegah orang dari melanggarnya. Dengan cara begini, ketika semua bagian-bagian ajaran Islam telah terpasang dengan susunan yang tepat dan padu, maka untuk menggerakkan ajaran-ajaran tersebut dan membuatnya tetap berjalan, diperlukan pemutar kunci. Dalam hal ini dilakukan oleh solat yang dikerjakan lima kali sehari. Kemudian diperlukan pula alat untuk membersihkan "jam" Islam ini, dan untuk tujuan ini, puasa merupakan pembersih yang dilakukan selama sebulan penuh, yaitu pada bulan Ramadhan. Selanjutnya, "jam" ini juga perlu diminyaki. Zakat adalah minyak yang digosokkan pada komponennya sekali setahun. Minyak ini tidak diambil dari luar, Tetapi komponen-
komponen itu sendiri yang harus mengeluarkannya; dan setelah komponen-komponen itu diminyaki, maka jam ini akan berputar dengan lancar. Di samping itu, jam ini perlu diperbaiki secara keseluruhannya. Haji adalah pekerjaan yang seperti ini yang harus dikerjakan sekurang-kurangnya sekali dalam seumur hidup. Jika sering dikerjakan, maka semakin baik.

MENGUMPULKAN KOMPONEN YANG TIDAK ADA HUBUNGANNYA ADALAH TIDAK BERGUNA

Sekarang kita mesti memperhatikan bahwa proses pemutaran kunci, pembersihan, peminyakan dan pembaikan keseluruhan ini hanyalah berguna, kalau semua komponen jam itu ada dalam badanya. Atau kalau setiap komponen dikaitkan dengan komponen-komponen yang lain sesuai dengan susunan seperti yang sudah ditentukan oleh tukang pembuat jam itu, semuanya disesuaikan sedemikian rupa, sehingga ketika kunci diputar, komponen-komponen itu berputar dan memperlihatkan hasilnya. Akan. tetapi dalam tubuh kaum Muslimin sekarang ini, situasinya tidaklah demikian halnya. Pertama-tama, nizam al-jama’ah yang merupakan wadah ajaran-ajaran Islam itu sendiri sudah tidak ada. Akibatnya, semua komponen Islam jadi bercerai berai dan terlepas dari kaitannya satu sama lain. 

Sekarang ini, setiap orang melakukan apa saja yang disukainya sendiri. Tidak ada orang lain yang mempersoalkannya. Setiap orang bebas berdiri sendiri. Kalau mau, boleh mengikuti hukum Islam; kalau mau, boleh tidak. Tidak cuma begini saja, banyak orang Islam telah mencabut komponen-komponen "jam" Islam, dan menggantikannya dengan komponen mesin apa saja yang disukainya. Seorang menggantikan satu komponennya dengan komponen mesin jahit yang disenanginya, seorang lagi memasang komponen basikal yang sangat disukainya, sedang yang lain memasukkan komponen pesawat radio yang dikaguminya, dan mereka semua memasukkan barang-barang itu ke dalam kerangka "jam" Islam itu. Analogi ini tepat sekali, karena kita sebagai orang-orang Islam melakukan perniagaan dengan riba, mengasuransikan jiwa kita kepada perusahaan asuransi, terlibat dalam sidang-sidang pengadilan yang memutar-balikan hukum, menyatakan kesetiaan dan mengabdikan diri kepada kekufuran. Puteri-puteri dan saudara-saudara perempuan kita, kita kawinkan dengan orang-orang kafir dan musyrik, anak-anak kita dididik dengan ajaran-ajaran materialistik. Sambil menyanyikan puji-pujian kepada kapitalisme, kita juga mempraktikkan ajaran-ajaran Hindu dan Buddha. Pendeknya, tidak ada satu ajaran yang bukan Islam pun yang tidak dimasukkan ummat Islam itu sendiri ke dalam kerangka ajaran Islam.

ORANG-ORANG YANG MENGINGINKAN KEAJAIBAN

Setelah melakukan itu semua, kita mengharapkan "jam" Islam ini berputar di saat kita memutar kuncinya dan memperlihatkan hasilnya juga. Dengan pembersihan, peminyakan serta pembaikan kesuluruhan yang palsu, kita mengharapkan hasil yang diperoleh seperti pada proses yang sebenarnya. Dengan sedikit pengartian saja kita akan memahami bahwa dalam keadaan di mana kita sudah merendahkan nilai sebuah jam menjadi barang yang tidak berguna, tidak ada hasil apa pun yang akan dapat diperoleh, biarpun kita memutar kuncinya, meminyaki dan membaikinya seribu kali. Selama kita belum .menyangkirkan komponen asing itu dan menggantikannya dengan yang asli, dan
memasangnya dengan susunan yang sama dengan susunan yang asal kita tidak akan boleh mengharapkan hasil yang dahulu pemah diperlihatkan oleh "jam" Islam ini.

MENGAPA AMALAN-AMALAN KEAGAMAAN TIDAK MENGHASILKAN APA-APA?

Fahamilah bahwa keadaan yang tersebut di atas itulah, sebab yang sebenarnya, mengapa solat, puasa, zakat dan haji kita tidak menghasilkan apa-apa. Pertama-tama, sedikit sekali dari kita semua yang mengerjakan solat, puasa, memberikan zakat dan mengerjakan haji. Disebabkan karena kerusakan nizam al-jama’ah, setiap orang telah menjadi terpisah sendirian. Apakah ia mengerjakan kewajiban-kewajiban itu, atau tidak, tidak seorang pun yang menanyakan kepadanya. Tidak pula orang-orang yang menjalankan kewajiban-kewajiban tersebut mengerjakannya dengan cara yang digariskan. Mereka tidak mengerjakan solat berjama’ah secara teratur dan terus-menerus. Jika adapun perlaksanaan solat berjama’ah yang terus-menerus, maka yang diangkat menjadi imam adalah orang yang tidak mempunyai keahlihan apa pun untuk mencari penghidupan, ia hidup dari sedekah yang diberikan ke masjid, ia tidak berpendidikan dan tidak berkompeten, ia senantiasa menderita tekanan batin. Seperti itukah imam solat yang dibebani kewajiban oleh Allah untuk menjadikan kita semua khalifah-khalifahNya di muka bumi!

Demikian pula keadaan puasa, zakat dan haji adalah sedemikian rupa, hingga tidak perlu dijelaskan lagi. Walaupun dengan adanya kenyataan-kenyataan ini namun kita mungkin masih bersikap keras menyatakan bahwa masih banyak orang yang mengerjakan kewajiban-kewajiban beragama sesuai dengan yang digariskan. Tetapi, seperti yang telah saya nyatakan, apabila keadaannya adalah sedemikian rupa bahwa komponen jam itu telah dilepaskan dari hubungannya antara satu sama lain, dan banyak daripadanya yang telah digantikan dengan komponen mesin lain, maka tidak ada gunanya kita membersihkannya, meminyakinya dan memutar kuncinya. Sudah tentu dari jauh ia masih kelihatan seperti sebuah jam, dan seorang pemerhati masih akan mengatakan: "Ini adalah Islam dan kita adalah orang-orang Muslim". Apabila kita memutar kuncinya dan membersihkannya, seorang pemerhati dari jauh akan mengira bahwa kita sedang melakukan pekerjaan yang memang berguna. Tidak seorang pun yang akan mengingkari bahwa kita semua memang mengerjakan solat dan puasa,
Tetapi tidak seorang pula yang akan tahu bahwa di dalam kerangka agama ini keadaannya telah kacau-balau.

KEADAAN KITA YANG MENYEDIHKAN

Saudara-saudara sesama Muslim

Saya telah menerangkan kepada anda sebab-sebab yang sebenarnya, mengapa amalan-amalan keagamaan kita sekarang ini tidak menghasilkan apa-apa, dan mengapa, walaupun kita mengerjakan solat dan puasa, namun kita masih tetap berada dalam cengkaman orang kafir dan menjadi mangsa yang mudah bagi setiap penindas, bukannya menjadi khalifah Tuhan yang mulia. Tetapi bila kita tidak mau menerima kenyataan ini, saya akan memperlihatkan kepada andadf suatu kenyataan yang lebih sangat menyedihkan lagi. Tidak syak lagi, kita pasti menyesali hakikat yang saya nyatakan tadi dan merasakan kepahitannya, tetapi dari seribu orang kaum Muslimin, sembilan ratus sembilan puluh di antaranya, bahkan lebih, tidaklah bersedia untuk mengubah keadaannya melalui pengobatan yang semestinya. Mereka tidak tahan melihat perombakan kembali "jam" Islam ini, yang telah diporak-perkitakan dan dikerumuni oleh komponen yang tidak karuan oleh setiap orang, karena bila perombakan ini dilakukan maka benda-benda kesayangan mereka yang ada di dalamnya pasti terpaksa dikeluarkan. Tidak mungkin bahwa barang kepunyaan orang lain saja yang perlu disingkirkan, sedang benda yang kita senangi tetap dibiarkan saja. Begitu juga bila komponen campuran yang kita masukkan harus dikeluarkan, maka kepunyaan orang lain juga mesti dikeluarkan. Dan ini adalah suatu hal yang sukar untuk ditoleransi oleh kebanyakan orang dengan senang hati.

Itulah sebabnya mengapa mereka semua ingin agar jam ini tetap dibiarkan begitu saja sebagai suatu hiasan dinding yang diperlihatkan kepada orang lain dan dikatakan sebagai sumber mu'jizat. Orang-orang yang mempunyai harapan baik yang lebih besar terhadap jam ini, daripada orang lain, akan suka sekali memutar kuncinya berulang-ulang dan dengan penuh semangat serta membersihkannya dalam keadaan yang sia-sia seperti itu, tetapi mereka juga tidak akan membiarkan komponennya dibereskan dan dipasang terpadu, dan tidak pula mereka menginginkan agar komponen campurannya dibuang.

Saudara-saudara, saya mengharapkan agar saya dapat menyertai anda dalam sikap seperti itu, tetapi saya tidak dapat berbuat demikian karena saya tidak dapat mengabaikan pengetahuan saya. Saya percaya bahwa, apabila kita memikirkan hakikat keadaan ummat Islam yang menyedihkan seperti tersebut di atas, walaupun sekiranya di samping solat lima waktu kita juga mengerjakan solat tahajjud, Isyrak dan solat khusus, membaca Qur'an lima jam sehari, serta berpuasa sunat lima bulan setengah di samping puasa wajib di bulan Ramadhan, semua yang kita kerjakan itu tidak akan ada manfaatnya. Yang mesti kita mengerti ialah bahwa hanya setelah komponen-komponen jam Islam itu
dipasang dengan betul dan terpadu, barulah dapat diputar kuncinya, dan dengan pembersihan dan peminyakan sedikit saja pun ia akan dapat berputar dengan lancar dan memperlihatkan hasil yang dikehendaki. Kalau tidak, sekalipun kita putar kuncinya seumur hidup kita, jam itu tetap tidak akan bisa berputar.

No comments:

Post a Comment