Monday 29 October 2018

PENTINGNYA ZAKAT

Saudara-saudara sesama Muslim.

Sesudah solat, tiang Islam yang terbesar adalah zakat. Biasanya, karena dalam rangkaian ibadat yang biasa, puasa diletakkan sesudah solat, maka orang banyak mempunyai pengertian bahwa sesudah solat, adalah puasa. Tetapi dari al-Qur'an kita mengetahui bahwa dalam Islam pentingnya zakat terletak sesudah solat. Kedua-duanya adalah dua tiang yang menyokong struktur bangunan Islam. Tanpa solat dan zakat, Islam akan roboh.

ARTI ZAKAT

Zakat berarti kesucian dan kebersihan. Sebagian dari harta benda kita, yang kita sisihkan dan kita berikan kepada fakir miskin disebut zakat karena dengan cara demikian harta dan, bersama itu pula, jiwa kita menjadi bersih dan suci. Harta seseorang yang tidak dizakati adalah harta yang kotor dan tidak bersih, karena mengandung rasa tidak berterima kasih kepada Allah. Had pemiliknya begitu sempit, mementingkan diri sendiri dan memuja harta benda, sehingga ia merasa berat untuk memberikan apa yang seharusnya diberikan sebagai tanda terima kasih kepada Allah yang telah memberinya kekayaan melebihi keperluannya. Dapatkah kita mengharapkan orang yang seperti ini berbuat sesuatu kebaikan untuk memperolehi redha Allah dan mengorbankan sesuatu demi agama dan imannya? Itulah sebabnya hati orang seperti itu kotor dan tidak suci, sebagaimana harta yang dikumpulkannya dengan cara yang kotor dan tidak suci pula.

ZAKAT: SUATU UJIAN

Dengan mewajibkan zakat, Allah telah menempatkan setiap orang dalam ujian. Mereka yang lulus dalam ujian ini dan berguna bagi Allah serta patut digolongkan ke dalam kelompok orang-orang beriman, hanyalah orang yang dengan senang hati memberikan hak Allah dari harta yang melebihi keperluannya untuk menolong orang yang miskin dan yang memerlukannya. Sebaliknya, orang yang hatinya sempit, sehingga tidak bisa memberikan pengorbanan seperti itu, tidaklah berguna bagi Allah. Ia sama sekali tidak patut dimasukkan ke dalam kelompok orang-orang yang beriman. Ia adalah bagaikan anggota badan yang busuk yang lebih baik dipotong dan disingkirkan daripada meracuni seluruh tubuh. Itulah sebabnya mengapa, ketika beberapa suku Arab yang menolak memberikan zakat setelah Rasulullah saw wafat, Khalifah Abu Bakar as-Siddiq ra. memerangi mereka seperti yang dilakukan beliau terhadap orang-orang kafir, walaupun mereka mengerjakan solat dan mengaku beriman kepada Allah dan RasulNya. Dari hal ini jelaslah bahwa tanpa zakat; maka solat, puasa dan pernyataan iman tidaklah berguna.

ZAKAT DIWAJIBKAN KEPADA UMMAT SEMUA RASUL

Perhatikanlah al-Qur'an baik-baik. Kita akan melihat bahwa sejak zaman dahulu kala, solat dan zakat telah diwajibkan kepada ummat semua rasul-rasul, dan agama Islam selamanya tidak pernah kehilangan dari kedua kewajiban tersebut. Setelah menyebut tentang Rasul Allah, Ibrahim, dan rasul-rasul keturunannya, Allah mengatakan dalam al-Qur'an:

"Kami telah menjadikan mereka sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan solat, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu menyembah".
(Al-Qur'an, a-‘Anbiya, 21:73)

Tentang Rasul Allah, Isma'il, dikatakan:

"Ia menyuruh ahlinya (kaumnya) untuk mengerjakan solat dan memberikan zakat, dan ia adalah seorang yang diterima di sisi Tuhannya". (Al-Qur’an, Maryam, 19:55)

Rasul Allah, Musa, berdoa untuk kaumnya:

"Tetapkanlah untuk kami kebajikan di dunia ini dan diakhirat, sesungguhnya kami kembali (bertaobat) kepada Engkau....."

Dan tahukah kita apa jawaban Allah atas doanya itu?

".... 'SiksaKu akan Aku timpakan kepada siapa yang Aku kehendaki, dan rahmatKu meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmatKu untuk orang-orang yang bertaqwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami". (Al-Qur'an, al-A’raf, 7:156)

Karena kaum Nabi Musa begitu sempit fikirannya dan serakah pada harta, seperti kita lihat keadaan orang-orang Yahudi sampai sekarang ini, maka dalam menjawab doa seorang nabi yang terkemuka seperti Nabi Musa itu, Allah hanya menyatakan, dengan tegas: "Apabila kaummu memberikan zakat dengan patuh dan tetap, maka janji rahmatKu adalah untuk mereka. Namun bila mereka tidak mau mengerjakannya, maka mereka tidak akan memperoleh rahmatKu, Tetapi hanya hukumanKu lah yang akan menimpa mereka".

Demikian pula, bahkan sepeninggal Nabi Musa, Bani Israil masih berulang-ulang diberi peringatan akan hal ini. Berulang-ulang perjanjian diambil dari mereka untuk beribadat kepada Allah semata-mata, dan tetap mengerjakan solat dan memberikan zakat (lihat al-Qur'an, al-Baqarah, 2:110), sampai akhirnya Allah memberikan peringatan yang jelas kepada mereka:

....Allah berfirman: “sesungguhnya Aku beserta kamu, sesungguhnya jika kamu mendirikan solat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasulKu dan kamu Bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, sesungguhnya Aku akan menutupi dosa-dosamu ".
(Al-Qur'an, al-Maidah, 5:12)

Sebelum Rasulullah Muhammad saw diutus, Rasul yang terakhir adalah Isa as. (Jesus). Kepada beliau, Allah juga memerintahkan solat dan zakat, sebagaimana tersebut dalam surah Maryam:

"Dan Dia menjadikan aku seorang yang berbakti di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) solat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup".(Al-Qur'an, Maryam, 19:31)

Ini menunjukkan bahwa Allah SWT telah meneguhkan agama Islam sejak dahulu kala dalam setiap masa rasul-rasul, dengan dukungan dua tiang besar, yakni solat dan zakat, dan belum pemah terjadi sekalipun, bahwa suatu ummat yang beriman kepada Allah dibebaskan dari dua kewajiban ini.

ZAKAT : WAJIB BAGI UMMAT MUSLIM

Sekarang perhatikanlah bagaimana kedua kewajiban ini berjalan seiring sejalan dengan syari'ah Rasulullah Muhammad saw. Apabila kita buka surah pertama sesudah surah Fatihah, apakah yang kita baca pada ayat-ayat pertama surah tersebut?

"Inilah Kitab (al-Qur'an) yang tiada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. (Iaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan solat dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka".(Al-Qur'an, al-Baqarah, 2:2-3)

Selanjutnya Allah berfirman:

Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan mereka pulalah orang-orang yang beruntung".(Al-Qur'an, al-Baqarah, 2:5)

Artinya, mereka yang tidak mempunyai iman, ridak mendirikan solat dan tidak memberikan zakat, mereka tidak akan memperoleh petunjuk dan tidak pula akan beruntung, melainkan celakalah mereka nantinya.

Selanjutnya, teruskanlah membaca surah al-Baqarah itu. Setelah beberapa ayat, maka kembali Allah memerintahkan:

"Dirikanlah solat dan berikanlah zakat, dan ruku'lah bersama-sama orang-orang yang ruku'.
(Al-Qur'an, al-Baqarah, 2:43)

Sedikit lebih jauh dari surah yang sama, dikatakan pula:

"Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebaktian, akan tetapi sesungguhnya kebaktian itu ialah kebaktian orang yang beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (orang yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta, dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan solat, dan menunaikan zakat, dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa".(Al-Qur'an, al-Baqarah, 2:177)

Selanjutnya apa yang dikatakan dalam surah al-Ma'idah:

"Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, RasulNya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan solat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah). Dan barangsiapa yang mengambil Allah, RasulNya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang". (Al-Qur'an, al-Ma'idah, 5:55-56)

TANDA ORANG-ORANG BERIMAN: SOLAT DAN ZAKAT

Dalam ayat tersebut di atas dicantumkan sebuah peraturan yang keras. Pertama-tama kita lihat bahwa yang disebut orang-orang beriman hanyalah mereka yang mengerjakan solat dan memberikan zakat. Mereka yang mengabaikan kedua-dua tiang Islam ini adalah orang-orang yang palsu dalam pernyataan iman mereka. Kemudian kita ketahui juga bahwa Allah, RasulNya, dan orang-orang yang beriman tergabung dalam sebuah kelompok yang tersendiri, dan orang-orang beriman wajib menggabungkan diri dengan kelompok tersebut. Apabila seorang Muslim berteman dengan seseorang dari luar kelompok tersebut apakah orang itu adalah ayahnya, saudaranya, anak, tetangga, orang setanah air, atau siapa saja dan menjalin hubungan kasih sayang dan bantu-membantu dengannya, maka janganlah mengharapkan Allah akan mau berhubungan dengan dia dan menjadi pelindungnya. Akhirnya, dari ayat ini kita tahu juga bahwa orang-orang yang beriman hanya boleh memperoleh kekuasaan apabila mereka bersatu-padu dan dengan sepenuh hati menjadikan Allah, RasulNya, dan orang-orang beriman sebagai sahabat-sahabat dan pelindung-pelindung mereka.

DASAR PERSAUDARAAN ISLAM

Selanjutnya, surah at-Taubah memerintahkan kepada orang-orang Islam untuk memerangi orang-orang kafir dan orang-orang musyrik, dan dalam beberapa ruku' surah ini terus-menerus memberikan petunjuk-petunjuk mengenai soal perang saja

Dalam hubungan ini Allah mengatakan:

"Jika mereka bertaobat, mengerjakan solat dan memberikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama..."(Al-Qur'an, at-Taubah, 9:11)

Ini berarti taobat dari kekafiran dan kemusyrikan saja tidaklah cukup. Bukti bertaobat dari kekafiran dan kemusyrikan serta pernyataan iman, hanya dapat dinyatakan dengan mengerjakan solat. Secara teratur dan memberikan zakat. Karena itu, apabila mereka membuktikan iman mereka dengan perbuatan-perbuatan tersebut, maka mereka adalah saudara-sauudara seagama kaum Muslimin; bila tidak demikian, maka kaum Muslimin tidak boleh menganggap mereka sebagai saudara dan tidak boleh berhenti memerangi mereka. Selanjutnya, dalam surah yang sama disebutkan:

"Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka adalah menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf dan mcncegah yang mungkar, mendirikan solat, memberikan zakat dan mereka taat kepada Allah dan RasulNya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana".
(Al-Qur'an, at-Taubah, 9:71)

Sekarang, kita tahu bahwa seseorang sama sekali tidak boleh menjadi saudara seagama dari kaum Muslimin sehingga ia mengerjakan solat dan memberikan zakat sesudah menyatakan keimanannya. Iman, solat dan zakat, ketiga-tiga hal inilah yang menjadi dasar masyarakat orang-orang beriman. Mereka yang berpegang teguh kepada ketiga-tiga prinsip ini, adalah orang-orang yang tergabung dengan masyarakat yang suci ini, dan hanya di antara mereka sajalah yang ada hubungan persahabatan, kasih-sayang, ikatan dan saling bantu-membantu. Sedangkan mereka yang mengabaikan ketiga-tiga prinsip ini berada di luar masyarakat tersebut, walaupun mereka disebut sebagai kaum Muslimin oleh orang-orang kebanyakan. Memelihara hubungan persahabatan, kasih-sayang dan perhubungan dengan mereka berarti melanggar hukum Allah dan memecah-belahkan
persekutuan Allah. Karena itu, bila demikian halnya keadaan kita, bagaimana kita bisa berharap untuk berkuasa di dunia ini?

SYARAT UNTUK MENDAPAT PERTOLONGAN ALLAH

Lebih lanjut lagi, dalam surah al-Hajj dikatakan:
 
"...Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)Nya, sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat, Maha Perkasa, (iaitu) orang-orang yang apabila Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi nescaya mereka mendirikan solat dan memberikan zakat, menyuruh berbuat yang ma'ruf dan mencegah dari perbuatan mungkar. Dan kepada Allahlah kembali segala urusan". (Al-Qur'an, al-Hajj, 22:40-41)

Dalam ayat ini, kaum Muslimin telah diberi peringatan yang sama seperti yang diberikan kepada Bani Israil. Kepada Bani Israil Allah berkata dengan tegas:

"Aku bersama kamu selama kamu mengerjakan solat dan memberikan zakat dan mendukung misi Rasul-rasulKu, yakni berusaha melaksanakan hukumKu di dunia. Apabila kamu semua meninggalkan hal itu, maka Aku pun akan menarik kembali pertolonganKu kepadamu".

Tepat seperti inilah yang dikatakan Allah kepada kaum Muslimin. DikatakanNya dengan tegas kepada mereka:

"Apabila kalian telah memperoleh kekuasaan di atas bumi, kalian wajib mendirikan solat, memberikan zakat, menyebarkan kebajikan dan membanteras kejahatan, maka Aku akan menjadi penolongmu. Dan siapakah yang dapat mengalahkanmu bila Aku menjadi penolongmu? Sebaliknya, bila kamu mengabaikan zakat, dan setelah memperolehi kekuasaan, kamu lalu menyebarkan kemungkaran bukannya kebajikan dan membanteras kebajikan bukannya kejahatan; dan memperjuangkan ideologimu sendiri bukannya ideologiKu; dan dari hasil pajak, kalian membangunkan syurga dunia dan menganggapnya sebagai tujuan mencari kekuasaan, maka dukunganKu tidak akan Aku berikan kepadamu, Tetapi dukungan syaitanlah yang akan kalian peroleh".

PERINGATAN BAGI UMMAT ISLAM

Allahu Akbar! Alangkah jelasnya pengetahuan ini! Peringatan yang diberikan kepada Bani Israil telah mereka anggap sebagai ancaman kosong saja, dan mereka telah melihat akibat-akibat dari sikap mereka itu. Sekarang mereka menjadi bangsa pengembara di muka bumi. Mereka terusir ke sana sini tanpa memperolehi tempat tinggal yang tenteram. Mereka memiliki koperasi-koperasi penuh jutaan dollar. Mereka adalah bangsa yang paling kaya di dunia. Tetapi kekayaan itu tidak ada gunanya bagi mereka.

Dengan menggunakan sistem riba yang terkutuk sebagai ganti zakat, dan melakukan hal-hal yang tidak diperintah sebagai ganti solat, mereka telah mengundang kutukan Allah dan dengan membawa kutukan ini mereka berkeliaran ke sana ke mari menjangkitkan penyakit ke seluruh dunia bagaikan tikus-tikus pembawa kuman. Kemudian ancaman nasib seperti ini diperingatkan Allah kepada kaum Muslimin. Tetapi kebanyakan dari mereka mengabaikan peringatan ini dengan melalaikan solat dan zakat dan tidak lagi menggunakan kekuasaan yang mereka miliki unuk menyebarkan kebajikan dan
membanteras kemungkaran. Akibatnya, mereka tercampak dari kedudukan mereka sebagai penguasa, dan di seluruh dunia mereka menjadi korban penindasan dan kezaliman. Mereka lemah dan dikuasai oleh musuh-musuh mereka di seluruh bagian dunia. Itulah akibat meninggalkan solat dan zakat. 

Bahkan sekarang sudah muncul suatu kelompok di antara mereka yang mau menyeret mereka ke dalam lumpur kehinaan, kekotoran, dan kekejian, dengan mengatakan kepada mereka bahwa bila mereka ingin memperbaiki nasib, maka hendaklah mereka segera mendirikan perusahaan-perusahaan
insurans dan melakukan riba. Demi Allah, bila mereka benar-benar melakukan hal itu, maka kehinaan akan menimpa mereka sebagaimana telah terjadi pada kaum Yahudi, dan mereka akan ditimpa kutukan yang sama dengan yang telah ditimpakan kepada Bani Israil.

KUTUKAN KEPADA ORANG-ORANG YANG MELALAIKAN ZAKAT

Saudara-saudara sesama Muslim.

Dalam khutbah-khutbah saya yang akan datang, saya akan menerangkan kepada anda apa sebenarnya zakat itu dan betapa besar kekuatan yang telah diletakkan Allah di dalamnya. Saya juga akan menunjukkan bahwa rahmat Allah ini, yang sekarang ini dianggap hal yang biasa saja oleh kaum Muslimin, sesungguhnya memikul anugerah yang sangat besar bagi mereka. Dalam khutbah saya hari ini, maklumat saya hanyalah menerangkan kepada kita kedudukan solat dan zakat dalam Islam. Banyak orang Islam mengira, dan ulama-ulama mereka juga meyakinkan mereka siang dan malam bahwa mereka tetap adalah orang-orang Islam, walaupun mereka mungkin tidak mengerjakan solat dan tidak membayar zakat. Tetapi pandangan seperti ini dengan tegas dibantah oleh al-Qur'an. Menurut al-Qur'an, pernyataan beriman kepada kalimah Thayyibah saja tidaklah ada gunanya kalau tidak disertai dengan mengerjakan solat dan membayar zakat. Karena inilah maka, seperti yang telah saya sebutkan sebelumnya, Khalifah Abu Bakar memerangi orang-orang yang menolak membayar zakat dan melabel mereka sebagai orang-orang kafir. Para sahabat yang lain mula-mula keliru apakah orang-orang yang sudah menyatakan iman kepada Allah dan RasulNya serta sudah mengerjakan solat itu juga dapat digolongkan sebagai orang-orang kafir yang harus diperangi. Tetapi ketika Khalifah Abu Bakar, yang telah danugerahi Allah kedudukan yang terkemuka dalam Islam, tetap teguh dalam pendiriannya dan dengan tegas mengatakan:

"Demi Allah, sekitainya mereka tidak mau menyerahkan seutas tali saja, yang biasa mereka serahkan kepada Rasulullah, sebagai Zakat, aku akan tetap memerangi mereka"

maka akhirnya Allah membukakan hati semua sahabat-sahabat itu untuk menerima kebenaran, dan mereka semua lalu menerima keputusan bahwa jihad harus dilaksanakan terhadap pembangkang-pembangkang zakat itu. Al-Qur'an sendiri dengan tegas menyatakan bahwa menolak membayar zakat adalah perbuatan orang-orang musyrik yang tidak percaya kepada kehidupan akhirat.

"...Dan kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukan-(Nya), iaitu orang-orang yang tidak menunaikan zakat dan mereka kafir akan adanya (kehidupan) akhirat".
(Al-Qur'an, Fushshilat, 41:6-7)

1 comment: