Thursday 21 March 2013

KEGAGALAN DAN KEJAYAAN DI AKHIRAT


 Apa artinya gagal di akhirat dan apa artinya memperoleh kemuliaan di sana?
Kita tidak perlu menjawab sendiri. Jawabannya sudah diberikan oleh
Rasulullah saw: Ad-dunya mazra’atul akhirah, Dunia adalah ladang akhirat.
lni berarti bahwa dunia dan akhirat bukanlah dua perkara yang terpisah, melainkan
suatu proses yang berkesinambungan, yang awalnya adalah dunia dan akhirnya adalah
akhirat. Hubungan antara kedua-duanya adalah seperti antara menanam, dan menuai.
Kita membajak tanah, menaburkan benih, lalu mengairinya, kemudian merawat tanaman
kita sampai tiba saatnya untuk dituai. Kemudian setelah menuainya kita akan memakan
hasilnya sepanjang tahun. Apa yang kita tuai itu pastilah hasil dari apa yang kita tanam
di ladang kita. Bila kita menanam gandum, gandumlah yang akan tumbuh.Tetapi bila
kita menanam duri, tentu hanya durilah yang akan tumbuh. Dan bila tidak ada yang
ditanam, tidak ada pula yang akan tumbuh. Selanjutnya, kesalahan apa pun yang kita
lakukan semasa membajak, mengairi dan merawat tanaman kita, akibat keseluruhannya
pastilah akan kita lihat pada waktu kita menuai. Tetapi bila kita mengerjakan
pekerjaan-pekerjaan yang diperlukan tersebut dengan tepat tanpa suatu kesalahan apa
pun, maka kita juga akan melihat hasilnya. Begitulah gambaran hubungan dunia dengan
akhirat. Dunia adalah laksana ladang tempat bercucuk tanam. Manusia dikirim ke ladang
ini dengan tujuan agar ia bekerja keras dengan tangannya sendiri untuk memperoleh hasil
yang dapat dinikmatinya nanti bagi dirinya sendiri. Untuk itu ia telah diberi waktu dari
saat lahirnya hingga detik kematiannya. Apa pun jenis tanaman yang ditanamnya pada
masa hidupnya, hasil tanaman itu jugalah yang akan dipetiknya dalam hidupnya sesudah
mati nanti, dan hasil itu pula yang akan menjadi makanannya selama hidupnya di akhirat.
Bila seseorang telah menanam tanaman yang baik di ladang dunia ini pada masa
hidupnya dan telah merawatnya dengan air yang berlimpah-limpah dan dengan
pengawasan yang cermat, maka bila ia telah berpindah ke dunia yang akan datang, maka
akan didapatinya buah dari jerih payahnya itu dalam bentuk tanaman berbuah lebat yang
siap untuk dinikmatinya. Di sana nanti ia tidak lagi bekerja keras karena ia akan hidup
senang menikmati hasil tanaman yang telah ditanamnya dengan kerja susah-payah selama
masa hidupnya di dunia ini. Hidup senang inilah yang disebut syurga dan kejayaan di
akhirat. Berlawanan dari ini, barangsiapa yang semasa hidupnya di dunia ini menaburkan
duri dan menanam tanaman yang pahit dan beracun, maka ia akan memperoleh hasil dari
jenis tanaman yang sama dalam hidupnya yang akan datang nanti. Di sana ia tidak akan
mempunyai kesempatan lagi untuk menebus ketololannya dan menanam tanaman yang
baik setelah membakar tanamannya yang buruk sebelumnya. Dan tentu saja ia akan
terpaksa memakan hasil tanaman buruknya yang telah ditanamnya semasa hidupnya di
dunia ini. la akan terpaksa tidur di atas duri-duri yang telah ditanamnya. Inilah yang
dimaksudkan dengan kesengsaraan dan kegagalan di akhirat itu.

Keterangan tentang makna akhirat yang telah saya berikan tadi didukung oleh hadis dan
ayat-ayat al-Qur'an. Dan keterangan tadi menunjukkan bahwa kegagalan dan kejayaan
seseorang dalam hidup sesudah mati nanti, serta nasib baik atau buruknya, sebenarnya
tergantung dari benar atau tidaknya pengetahuan dan perbuatannya di dunia ini.

No comments:

Post a Comment