Wednesday 22 May 2013

BAHAYANYA TIDAK MEMAHAMI PERBEDAAN ANTARA “DIN” DAN “SYARI’AH”


Sekarang saya ingin memberitahu anda bahaya yang akan melanda masyarakat Islam
karena ketidak fahaman mereka akan perbedaan antara din dan syari'ah.

Di kalangan ummat Islam ada beberapa cara dalam mengerjakan solat. Suatu kelompok
orang Islam meletakkan tangannya di atas dada, sedangkan yang lain meletakkan di
atas pusat atau perutnya. Sekelompok orang lagi mengikut membaca Fatihah ketika
menjadi ma'mum di belakang imam, sementara kelompok yang lain tidak. Satu kelompok
membaca amin dengan kuat, sedangkan kelompok yang lain dengan suara perlahan.
Masing-masing kelompok mengikuti cara masing-masing dengan keyakinan bahwa cara
yang dipakai kelompoknya sendiri itulah yang diajarkan Rasulullah saw, dan untuk
memperkuatkan keyakinannya itu mereka memiliki dalil yang kuat. Oleh karena itu,
semua kelompok adalah tetap merupakan pengikut Nabi saw, walaupun cara-cara solat
mereka berbeda. Tetapi orang-orang yang tidak baik hatinya, yang menganggap masalah-
masalah syari'ah ini sebagai masalah-masalah din menyatakan: perbedaan-perbedaan
dalam cara-cara beribadat itu sebagai perbedaan-perbedaan dalam din. Orang-orang
seperti ini membuat kelompok-kelompok sendiri, memisahkan masjid-masjid mereka dari
masjid-masjid kelompok lain, saling menghina satu sama lain, mengusir orang-orang
Islam dari kelompok lain dari masjid-masjid mereka, melakukan 'perang debat’ dan dalil
dan memecah belah ummat Rasulullah. Bahkan kalau hal ini masih tidak memuaskan
mereka, maka orang-orang yang suka bertengkar ini lalu bermula untuk saling melabel
sebagai kafir, berdosa, atau pembuat bid'ah. Ini boleh terjadi apabila seseorang yang
berprinsip sesuai dengan pemahamannya tentang al-Quran dan Sunnah tidak merasa puas
hanya dengan menjalankan prinsipnya itu untuk dirinya sendiri, tetapi menganggap perlu
untuk memaksa orang lain untuk mengikut pendiriannya itu, dan apabila orang lain
menolaknya, ia mulai melabel mereka kafir dan telah keluar dari din Allah.

Pelbagai mazhab yang kita lihat terdapat di kalangan ummat Islam seperti mazhab
Hanafi, Syafi’i, Ahlul Hadis dan sebagainya, semuanya mengakui al-Quran dan Hadis
dan sebagai pegangan terakhir dan melaksanakan ajaran-ajaran daripadanya sesuai
dengan pemahaman mereka. Mungkin bahwa pemahaman yang dimiliki suatu mazhab
adalah betul dan pemahaman yang lain keliru. Saya sendiri adalah penganut salah satu
mazhab tersebut dan menganggapnya betul, dan saya juga berbincang dengan mereka
yang menentang mazhab saya untuk menerangkan kepada mereka apa yang saya anggap
benar dan membuktikan apa yang saya pandang salah. Tetapi menganggap pendapat
orang lain salah adalah berbeda dengan mengkafirkannya. Setiap orang Islam punyai hak
untuk mengikuti syari'ah menurut pemahamannya sendiri. Apabila sepuluh orang Islam
mengikuti sepuluh cara yang berbeda, mereka semuanya adalah tetap orang Islam selama
mana mereka percaya pada syari’ah Islam. Mereka tetap merupakan satu ummah dan
tiada alasan bagi mereka untuk membentuk kelompok yang terpisah-pisah. Tetapi orang-
orang yang tidak memahami hal ini lalu memecah belahkan masyarakat Islam menjadi
kelompok-kelompok yang terpisah-pisah karena soal-soal yang remeh, saling menyerang,
saling berpisah solat dan masjid, menghentikan saling kawin-mengawini dan saling
berhubungan, dan menubuhkan kelompok-kelompok yang terdiri dari orang-orang yang
sesama golongannya sendiri, dengan cara sedemikian rupa seolah-olah masing-masing
kelompok adalah satu ummat yang berdiri sendiri.

BAHAYA PERPECAHAN

Kita tidak akan dapat menyadari bahaya yang telah menimpa Islam disebabkan oleh
perpecahan ini, dengan hanya menyatakan bahwa kaum Muslimin adalah satu ummah.
Tetapi cobalah buka mata kita untuk melihat kenyataan berikut.

Di Hindustan, ada 80 juta orang Islam. Seandainya masyarakat yang demikian besarnya
ini betul-betul bersatu dan berjuang bahu-membahu untuk menegakkan kalimat Allah,
siapa di dunia ini yang akan berani menganggap ringan terhadap mereka? Tetapi dalam
kenyataannya, karena adanya perpecahan-perpecahan di kalangan ummat, maka ummat
ini telah berpecah-belah menjadi beratus-ratus golongan. Masing-masing golongan saling
membenci, dan karenanya tidak bisa bersatu bahkan dalam keadaan yang paling krisis
sekalipun masing-masing kelompok ummat Islam saling berprasangka melebihi
prasangka orang Yahudi terhadap orang Kristian. Seringkali terjadi seorang anggota
suatu kelompok ummat Islam berpihak kepada orang-orang kafir untuk menghinakan
seorang anggota kelompok ummat Islam yang lain. Dalam keadaan begini, janganlah kita
heran apabila kita melihat ummat Islam dikalahkan dan dikuasai orang lain. Itulah
akibat yang ditimbulkan oleh perbuatan mereka sendiri. Mereka telah terkena hukuman
yang telah dinyatakan Allah dalam al-Qur'an.

"...atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan)
dan merasakan kepada sebagian kamu keganasan sebagian yang lain... " (Al-Qur'an,
alAn'am, 6:65)

Artinya, salah satu hukuman Allah ialah Dia membagi-bagi kita sekalian menjadi
golongan-golongan yang berbeda-beda dan menjadikan golongan yang satu menjadi
musuh golongan yang lain.

Saudara-saudara. Hukuman yang dideritai oleh kaum Muslimin di seluruh Hindustan
tampak paling nyata di Punjab. Di Hindustan, perpecahan antara kaum Muslimin adalah
paling ramai di seluruh negeri, dan karena inilah maka jumlah kita yang majoriti di
Punjab ini tidak memiliki kekuatan apa-apa yang dapat mendatangkan faedah. Apabila
kita menginginkan kesejahteraan, kita mesti membubarkan semua golongan-golongan
yang ada, hidup bersaudara satu sama lain dan menjadi satu ummah yang bersatu. Tidak
ada satu dalil pun dalam syari’ah Allah yang dapat dijadikan dasar untuk menjadikan
mazhab-mazhab Ahlul Hadis, Hanafi, Deobandi, Brelvi, Syi'ah, Sunni dan sebagainya
sebagai ummah-ummah yang terpisah-pisah. Ummah-ummah yang semacam ini adalah
produk dari kejahilan. Allah hanya menjadikan satu ummah saja, yaitu: “Ummah
Muslimah”

No comments:

Post a Comment