Friday 10 May 2013

PATUH KEPADA SELAIN ALLAH ADALAH PENYELEWENGAN

SAMSUNG Galaxy Note 8 - Cream White
Sekarang marilah kita lihat mengapa manusia bisa tersesat dalam kegelapan dengan
mematuhi objek-objek selain Allah, dan mengapa bahwa cahaya kebenaran hanya bisa
diperoleh dengan jalan patuh kepada Allah.

Kita hendaklah mengetahui bahwa hidup kita terikat oleh beribu mata-rantai
hubungan. Hubungan kita yang pertama adalah dengan jasad kita sendiri. Tangan, kaki,
mata, telinga, lidah, otak, hati, perut, semuanya diberikan Allah untuk melayani
kepentinganmu. Kita harus mencari bagaimana caranya menggunakan mereka dengan
baik Dengan apa kita harus mengisi perut kita, dan dengan apa tidak. Pekerjaan apa
yang boleh dikerjakan oleh tangan dan apa yang tidak. Jalan mana yang harus ditempuh
oleh kaki dan jalan mana yang tidak boleh dijalani. Pekerjaan apa yang boleh dikerjakan
oleh mata dan telinga dan pekerjaan apa yang tidak boleh. Untuk pembicaraan yang
bagaimana lidah harus dipakai. Fikiran macam apa yang harus difikirkan oleh otak.
Semua ini harus kita partimbangkan. Kita bisa memanfaatkan pelayan-pelayanmu itu
untuk mengerjakan pekerjaan yang baik ataupun yang buruk. Mereka bisa mengangkat
derajat kita menjadi orang yang mulia dan luhur, tetapi mereka juga bisa memerosokkan
kita ke jurang kehinaan yang lebih rendah daripada binatang.

Selain itu, kita mempunyai ikatan dengan anggota keluarga kita. Kita punya ayah,
ibu, saudara lelaki, saudara perempuan, anak, isteri, dan kerabat-kerabat lain. Dalam hal
ini, kita harus memutuskan bagaimana kita harus berbuat terhadap orang-orang ini.
Apa hak kita terhadap mereka dan apa hak mereka terhadap kita? Kesenangan,
kebahagiaan dan kejayaan kita di dunia ini dan di akhirat nanti bergantung pada tingkah
laku kita yang benar terhadap mereka. Apabila tingkah laku kita salah, dunia akan
menjadi neraka bagi kita, dan tidak hanya di dunia ini saja, tetapi juga di akhirat nanti,
kita harus mempertanggungjawabkannya kepada Allah.

Seterusnya, kita juga mempunyai hubungan dengan beribu-ribu manusia di dunia ini.
Sebagian dari mereka adalah tetangga kita, sebagian adalah teman-teman dan
sahabat kita, dan sebagian lagi mungkin musuh-musuh kita. Juga banyak di antara
mereka yang merupakan sokongan bagi kita. Kepada sebagian dari mereka, kita
harus memberi sesuatu, dan dari yang lainnya kita harus mengambil sesuatu. Seseorang
yang memberi amanah kepada kita, sesungguhnya dia mempercayai kita, sedangkan
apabila kita mengamanahkan sesuatu kepada orang, kita juga mempercayai orang itu.

Kedudukan kita kadang-kadang lebih tinggi dari sebagian orang, dan sebagian lagi lebih
tinggi kedudukannya dari kita. Pendeknya, kita tidak dapat tidak, mesti terus-menerus
berurusan dengan begitu banyak orang yang tidak boleh kita hitung. Dan kebahagiaan
kita, kehormatan dan nama baik kita di dunia ini, semuanya bergantung pada
kemampuan kita untuk mempertahankan hubungan-hubungan ini atas dasar tingkah laku
yang benar. Dan sama halnya di akhirat nanti, kita bisa memperoleh tempat terhormat
di sisi Allah, hanya apabila kita tidak pernah merampas hak-hak seseorang dan tidak
pernah berlaku zalim terhadap siapapun. Kita akan memperoleh tempat terhormat di
akhirat nanti, apabila di sana tidak ada yang menuntut dan menuduh kita telah
merosakkan kehidupan atau merugikan kehormatan, hidup atau harta-benda seseorang
secara tidak sah. Oleh karena itu kita juga harus memutuskan bagaimana memelihara
hubungan-hubungan yang tidak terhitung banyaknya ini dengan cara yang sepatutnya,
dan menghindarkan perbuatan-perbuatan yang bisa merusak hubungan-hubungan ini.

Sekarang, kita harus ingat bahwa untuk memelihara hubungan yang benar - antara kita
dengan tubuh kita sendiri, dengan anggota-anggota keluarga kita, dan dengan orang-
orang lain - kita memerlukan petunjuk pengetahuan pada setiap langkah. Kita harus
tahu apa yang benar dan apa yang tidak benar dalam setiap tindakan. Apa yang asli dan
apa yang palsu, mana yang adil dan mana yang zalim. Siapa yang mempunyai hak atas
diri kita dan berapa banyak haknya, apa hak kita atas orang lain dan sejauh mana. Di
mana keuntungan dan kerugian yang sebenarnya. Apabila kita berusaha mencari
pengetahuan tentang semua hal ini dalam diri kita sendiri, kita tidak akan
mendapatkannya, karena diri-manusia (nafs) sendiri adalah jahil. Apa lagi yang dipunyai
oleh nafsu itu selain dorongan-dorongan kepuasan jasmani. Nafsu kita akan menyuruh
minum minuman keras, melacur dan mencari uang dengan cara tidak sah, karena hal-hal
itu adalah menyenangkan bagi nafsu. Nafsu akan menggoda kita untuk merampas hak-
hak orang lain dan menahan hak mereka, karena perbuatan seperti itu adalah
menguntungkan bagi diri kita. Nafsu akan mengajak kita memperalat dan mencegah
kita untuk memberikan bantuan kepada orang lain, karena dengan cara ini hidup kita
akan senang sekali. Apabila kita menyerahkan diri kepada nafsu yang jahil dan
menyeleweng itu, tentu ia akan menyeret kita menjadi orang yang hanya mementingkan
diri sendiri, menjadi orang yang rusak akhlak dan hidup kita akan hancur di dunia dan
akhirat nanti.

Hal kedua yang mungkin terjadi dari mengikuti nafsu kita sendiri, adalah kita percaya
pada manusia dan membiarkan mereka menyeret kita ke mana saja mereka kehendaki.
Bahaya yang mungkin terjadi adalah munculnya orang-orang egois yang akan
memperbudakkan kita, atau munculnya orang-orang jahil – yang dia sendiri sudah sesat
– yang akan menyesatkan kita. Atau seorang yang zalim yang mungkin akan
memperalatkan kita yang menggunakan kita untuk melakukan kezaliman terhadap
orang lain. Pendeknya, dengan mempercayakan diri pada orang lain, kita tidak akan
dapat petunjuk pengetahuan yang dapat membimbing kita untuk membedakan mana
yang benar dan mana yang salah, dan kita tidak akan dpat menempuh jalan yang benar
dalam hidup kita di dunia ini.

No comments:

Post a Comment